Jakarta (ANTARA News) - Jurubicara Departemen Luar Negeri RI Teuku Faizasyah mengatakan bahwa pemerintah sedang melakukan sejumlah pertemuan informal dengan beberapa komponen DPR dan sejumlah organisasi masyarakat guna mempelajari laporan akhir Komisi Kebenaran dan Persahabatan (KKP). "Sekarang baru dalam sifat informal bertemu dengan beberapa komponen DPR dan organisasi masyarakat (guna mempelajari laporan KKP)," kata Jubir Deplu RI di Ruang Palapa, Gedung Deplu RI Jakarta, Jumat. Seusai diterima secara resmi oleh kedua kepala negara, kedua negara memang sepakat untuk meneruskan hasil akhir KKP tersebut kepada parlemen masing-masing negara serta sejumlah organisasi masyarakat untuk menelaah laporan tersebut. Faiza juga mengatakan bahwa untuk mengimplementasikan rekomendasi yang dituangkan dalam laporan tersebut, akan disusun rencana kerja atau plan of action yang diharapkan langkah-langkah tersebut sudah mulai dapat dilakukan pada Juli 2008. ""Diharapkan dalam waktu tidak lama (pemerintah Indonesia) dapat duduk bersama dengan (pemerintah) Timor Leste untuk melihat hal-hal apa yang bisa dilakukan berdasarkan rekomendasi KKP," ujarnya. Pada kesempatan itu Jubir Deplu RI juga menjelaskan bahwa beberapa bagian dari rekomendasi akhir KKP juga telah berjalan karena merupakan bagian dari hubungan bilateral Indonesia dengan Timur Leste antara lain komitmen untuk meningkatkan kerjasama ekonomi. Namun untuk rekomendasi yang lebih teknis, seperti pengelolaan perbatasan, lanjut dia, baru akan dibahas lebih jauh oleh instansi terkait kedua negara. KKP adalah sebuah lembaga yang dibentuk Pemerintah Indonesia dan Timor Leste untuk mencari titik terang kerusuhan pasca Jajak Pendapat Timor Timur 1999. KKP dibentuk 9 Maret 2005 dan anggotanya dilantik pada tanggal 14 Agustus 2005 serta berkedudukan di Denpasar, Bali. Lembaga ini terdiri atas 10 orang masing-masing lima dari Indonesia dan lima dari Timor Leste serta dua koordinator masing-masing satu dari Indonesia dan Timor Leste. Anggota dari Indonesia adalah Benjamin Mangkoedilaga (koordinator), Ahmad Ali, Wisber Loeis, Mgr. Petrus Turang, dan Agus Widjojo. Sementara anggota dari Timor Leste adalah Jacinto Alves (koordinator), Dionosio Babo, Aniceto Guterres, Felicidade Guterres, dan Cirilio Varadeles. Selama bertugas, KKP berupaya untuk mengungkap tiga kasus yang terjadi sebelum dan paska jajak pendapat di Timor Timur tahun 1999, yaitu kasus pembunuhan di Gereja LiquiC`a, perusakan rumah Manuel Carrascalao, dan kerusuhan Santa Cruz. Beberapa tokoh yang telah didengar keterangannya oleh KKP diantaranya, mantan Menlu Ali Alatas, mantan Presiden BJ Habibie, mantan Panglima ABRI Wiranto, mantan Uskup Dili Carlos Felipe Ximenes Belo, mantan Kepala Badan Intelijen ABRI Mayjen (Purn) Zacky Anwar Makarim, mantan Komandan Korem Wiradharma Dili Mayjen Suhartono Suratman, dan mantan Panglima Kodam IX Udayana Mayjen (Purn) Adam Damiri.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008