Paris (ANTARA News) - Calon kuat presiden Amerika Serikat, Barack Obama, Jumat, tiba di Paris untuk mengadakan pertemuan dengan Presiden Nicolas Sarkozy, setelah mengakhiri kunjungan ke Berlin sehari sebelumnya. Para pembantu Obama tidak memberikan penjelasan secara rinci tentang agendanya, namun senator Illinois itu diperkirakan akan tiba di Bandara Le Bourget langsung menuju Paris untuk menemui Sarkozy, sebelum dia melanjutkan kunjungan ke London. "Senator Obama akan bertemu dengan Presiden Sarkozy dan mereka akan membahas berbagai hal yang menjadi kepentingan bersama, termasuk tantangan di bidang keamanan, ancaman-ancaman transnasional dan ekonomi global," kata jurubicara keamanan nasionalnya, Wendy Morigi, seperti dilaporkan AFP. "Presiden Sarkozy telah membentuk hubungan bilateral Prancis-Amerika dan Persekutuan Transatlantik dalam era kepresidenannya, di samping itu Senator Obama juga membahas bagaimana membangun gagasan-gagasan penting itu." Sarkozy mengatakan kepada suratkabar Le Figaro edisi Jumat bahwa Obama adalah 'sahabat'. "Tak seperti para penasehat diplomatik saya, saya tak pernah bisa yakin atas peluang Hillary Clinton. Saya selalu yakin bahwa Obama yang akan dipilih," kata suratkabar itu mengutip pernyataannya. "Obama? Dia adalah sahabat saya. Saya mungkin satu-satunya orang Prancis yang tahu siapa dia." Pemimpin Prancis itu dan Obama pertama kali bertemu pada 2006 di Kongres di Washington, dan Sarkozy mengatakan dia punya kenangan bagus terhadapnya. Prancis termasuk tiga negara yang menjadi tujuan lawatan Obama ke Eropa, yakni Jerman, Prancis dan Inggris, meskipun dalam kunjungan tersebut dia tidak bermalam. Tetapi, suratkabar Prancis, Le Monde, Kamis memperingatkan, bahwa 'rakyat Eropa takut terhadap imbauan bantuan Obama', terutama berkaitan dengan komitmen militernya yang kuat di Afghanistan, tempat Obama memulai kunjungannya Sabtu. Selain Afghanistan, Obama juga melawat ke Irak, Israel, wilayah Palestina dan Yordania. Sarkozy bertemu dengan kandidat presiden dari Republik John MacCain Maret lalu, yang menggunakan lawatannya ke Prancis untuk menandaskan sikapnya, bahwa AS harus mendengar lebih banyak pendapat dari sekutu-sekutunya di Eropa. (*)

Copyright © ANTARA 2008