Banda Aceh (ANTARA News) - Seorang ulama Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Tgk Djamaluddin Wali, mengingatkan semua pihak agar tidak melakukan intimidasi kepada masyarakat hanya untuk meraih suara terbanyak pada Pemilihan umum (Pemilu) 2009. "Intimidasi rakyat sesuatu yang tidak baik. Jangan ada pihak yang merusak citra partai politik, Pemilu dan perdamaian di Aceh," katanya di sela-sela mengikuti Musyawarah kerja wilayah (Mukerwil) DPW PPP Provinsi NAD di Banda Aceh, Sabtu. Ia mengatakan berikan kebebasan kepada masyarakat untuk memilih sesuai dengan hati nuraninya, sehingga proses demokrasi tersebut bisa berjalan sesuai harapan. Pemilu, menurut dia, perlu dilaksanakan karena pesta demokrasi tersebut untuk kepentingan negara dan kelangsungan pemerintahan. "Saya mengajak masyarakat untuk tidak menjadi golongan putih (golput)," tambah Tgk Djamluddin Wali yang juga salah seorang dewan pakar partai berlambang Ka`bah itu. Dia mengimbau partai politik peserta Pemilu baik berbasis nasional dan lokal agar bisa bekerjasama dalam menyukseskan pesta demokrasi memilih anggota legislatif untuk tingkat pusat (DPR RI) maupun lokal (DPRA/DPRK). Di pihak lain, ia juga mengajak para kader PPP harus istiqamah dalam partai dan tetap berupaya mengharapkan simpati masyarakat. "Kita harus tunjukkan rasa solidaritas dalam pemilu. Kader saya harapkan dapat memberi contoh yang baik kepada masyarakat. Kader harus memberi manfaat kepada masyarakat dan terus membangun Aceh ke arah yang lebih baik di masa mendatang," jelasnya. "Manusia itu akan bermanfaat jika dapat memberikan lebih banyak manfaat bagi orang lain," kata Tgk Djamaluddin Wali. Ketua DPW PPP Provinsi NAD Tgk Faisal Amin, menegaskan pihaknya akan memecat jika ada kader yang membelot dari partai. Ia juga menyatakan PPP siap bermitra dengan partai politik lokal karena tujuan kehadiran parlok khusus di Aceh itu sama-sama mewujudkan keadilan kepada masyarakat di daerah ini. "Kami tidak menganggap bahwa kehadiran Parlok di Aceh itu sebagai lawan, tapi sebaliknya sebagai mitra untuk bersanding dengan tujuan untuk kesejahteraan dan keadilan masyarakat Aceh," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008