Jakarta (ANTARA News)- Kerusakan lingkungan yang terjadi di berbagai belahan dunia makin menyadarkan berbagai pihak, termasuk kalangan industriawan, untuk menjaga lingkungan melalui penciptaan produk-produk yang ramah lingkungan dan hemat energi. Stephen Gunawan, Marketing Manager PT Simbarco Kencana, perusahaan distributor tunggal produk lampu Megaman dari Jerman mengatakan di Jakarta, Minggu, langkah ini merupakan jawaban dalam mengatasi makin parahnya tingkat emisi di atmosfer yang sudah mencapai 380 ppm ("parts per million"). "Bahkan angka ini merupakan yang terparah selama empat juta tahun usia bumi," kata Stephen. Dikatakan bahwa para industriawan perlu melakukan berbagai riset yang kuat untuk menciptakan produk-produk ramah lingkungan. Australia dan Inggris, misalnya, sepakat mulai 2010 mereka hanya akan menggunakan lampu hemat energi. Ia mengatakan, Indonesia saat ini mengalami perubahan yang sangat serius. Perubahan iklim, naiknya biaya listrik dan BBM serta seringnya terjadi pemadaman listrik. Menurut Stephen, produsen lampu Megaman telah melakukan riset yang mendalam untuk menciptakan lampu hemat energi, ramah lingkungan namun dengan disain menarik, yang disebut dengan Lampu Hemat Energi Megaman (Megaman`s Compact Fluorescent Lamps/CFL). Produk lampu asal Jerman ini, seperti halnya negara-negara lain, menyadari perlunya mengurangi karbon, salah satunya yang berkaitan dengan produk-produk lampu penerangan. Dikatakan bahwa produk unggulan mereka yakni lampu jenis bohlam (lampu pijar) Megaman 4 watt setara dengan lampu bohlam lain 20 watt. Sementara untuk produk Megaman Clusterlite 40 watt setara dengan lampu lain sejenis berdaya 120 watt. Megaman diproduksi mulai 1994 dan merupakan salah satu dari tiga merek terbesar di industri CFL dunia. Stephen menjelaskan, Megaman telah banyak mendapat penghargaan internasional di antaranya dari Siftung Warentest pada 2002, 2003, 2006 dan 2008 dan menjadi pemenang pada 2005 Design Lighting Award UK (Inggris Raya). Saat ini produk Megaman telah didistribusikan di sekitar 80 negara mulai dari kawasan Asia-Pasifik, Timur Tengah, Afrika Selatan sampai Amerika Utara. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008