Kabul, (ANTARA News) - Sekitar 40 gerilyawan tewas dalam beberapa insiden terpisah di sejumlah bagian Afghanistan dalam operasi oleh pasukan Afghanistan dengan dukungan kekuatan udara militer internasional, beberapa pejabat mengatakan Selasa. Pasukan koalisi pimpinan-AS membom satu pertemuan Taliban di distrik Giro di provinsi Ghazni di Afghanistan tengah Selasa pagi, menewaskan 22 gerilyawan dan melukai delapan gerilyawan yang lain, kata jurubicara provinsi Ismail Jahangir. Pasukan koalisi membenarkan adanya operasi itu tapi hanya mengatakan "beberapa militan" telah tewas. Dua gerilyawan yang lain terbunuh dalam tembak-menembak dengan tentara Afghanistan di tempat lainnya pada hari yang sama, kata Jahangir. Secara terpisah, 10 Taliban, termasuk satu komandan setempat, tewas Selasa di distrik lainnya di Ghazni dalam operasi yang dilakukan oleh militer dan polisi Afghanistan serta pasukan koalisi, kepala polisi distrik Faiz Mohammad Tophan mengatakan. Ghazni, yang terletak di jalan antara Kabul dan kota Kandahar di Afghanistan selatan, telah mengalami peningkatan dalam kerusuhan terkait-Taliban dalam setahun terakhir di tengah kekerasan yang meningkat di sejumlah bagian lain negara yang dirusak-perang itu. Gerilyawan Taliban menyerang konvoi militer Afghanistan di provinsi Kandahar Senin, yang memicu pertempuran yang mana koalisi memberikan dukungan udara pada pasukan darat Afghanistan, kementerian pertahanan mengatakan dalam satu pernyataan. "Lebih dari 10 teroris tewas dan luka-luka dalam insiden itu," kata kementerian tersebut. Satu ledakan bom di kota Lashkar Gah di Afghanistan selatan menewaskan dua tentara Afghanistan Senin, kata kementerian itu, sementara di provinsi Helmand, serangan Taliban terhadap kendaraan militer menyebabkan lima gerilyawan terbunuh atau luka-luka. Kekerasan -- bagian dari rentetan serangan teratur yang mewarnai pemberontakan Taliban -- sebagian besar di daerah terpencil dan sulit untuk memastikan informasinya. Milisi Islam garis keras Taliban memerintah antara 1996 dan 2001. Mereka dijatuhkan oleh serangan pimpinan-AS setelah menolak menyerahkan pemimpin al-Qaida Osama bin Laden, yang dituduh sebagai dalang serangan 11 September 2001 di AS. Mereka memimpin pemberontakan terhadap pemerintah Afghanistan, yang didukung oleh sekitar 70.000 tentara internasional. Lebih dari 1.100 polisi Afghanistan tewas dalam pemberontakan itu dalam setahun terakhir, kata kementerian dalam negeri Selasa. Kementerian itu tidak dapat memberikan data tahun sebelumnya yang dapat diperbandingkan.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008