Jakarta (ANTARA) - Bagi sebagian besar penikmat sepak bola, kecuali pendukung Manchester United, dinamika Setan Merah musim ini tak ubahnya sebuah lelucon.

Optimisme setinggi langit bermodalkan bek termahal di dunia dan bek kanan terbaik di Inggris --tentunya menurut mereka-- setelah menang 4-0 di pekan pembuka, hanya untuk terpaut dua poin dari zona degradasi tujuh pertandingan kemudian.

Sebaliknya, dinamika Liverpool bagi sebagian besar penikmat sepak bola, tentunya kecuali mereka yang membenci The Reds, menjadi sebuah pertunjukan keajegan sebuah sistem yang dibangun dengan kesabaran dan modal finansial yang tidak sedikit.

Setelah musim lalu lagi-lagi diejek sebagai tim dengan slogan andalan "musim depan milik kami", Liverpool membuktikan sejauh musim berjalan memang milik mereka. 24 poin dari 24 poin yang sejauh ini tersedia telah mereka kumpulkan, bahkan dalam kondisi permainan yang boleh dibilang belum mencapai level terbaik sebagaimana ditunjukkan musim lalu.

Maka demikianlah, narasi awal menjelang pertemuan antara dua musuh bebuyutan tim tersukses di daratan Inggris.

Baca juga: Hasil dan klasemen Liga Inggris: suporter Liverpool patut sumringah

Baca juga: Manchester United vs Liverpool, saat Harry bertemu Salah


MU akan menjamu Liverpool dalam laga pekan kesembilan Liga Inggris di Old Trafford pada Minggu (20/10) dengan bayang-bayang rivalitas lama keduanya kini dipisahkan "jurang" berupa 15 poin dan 11 tempat di klasemen sementara.

Halaman selanjutnya: Liverpool berhasil meraih trofi Liga Champions...

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019