Surabaya (ANTARA News) - Tersangka Verry Idham Henryansah alias Ryan (34) yang membunuh 11 orang di Jombang dan Jakarta, Senin, menjalani "Lie Detector" (uji kebohongan). "Tapi, uji kebohongan itu tak tuntas, karena dari 10 pertanyaan yang diajukan masih terjawab tujuh pertanyaan," kata Kepala Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim Kombes Pol Bambang W Suprapto. Tanpa menyebutkan materi uji kebohongan, ia mengatakan Ryan akan kembali menjalani uji kebohongan pada keesokan harinya (5/7). "Kondisi psikologis tersangka kurang stabil dan tidak tenang sehingga petugas terpaksa menghentikan pemeriksaan pada pukul 14:15 WIB," katanya. Sejak uji kebohongan dimulai pukul 09:10 WIB, katanya, Ryan sempat ketakutan saat tubuhnya ditempeli kabel dari alat "lie detector." "Tersangka mengira dirinya akan disetrum, padahal kalau penyidik memberitahu cara-cara uji kebohongan, tentu tak perlu ketakutan," katanya. Namun, katanya, Ryan juga terlihat kurang tenang dengan alasan ingin dipertemukan dengan pacarnya, Novel Andreas alias Noval. "Untuk menenangkan, kami menuruti semua permintaan Ryan menjelang uji kebohongan, seperti ingin makan durian, donat, kue sus, sop buntut, dan minum es teh," katanya. Secara terpisah, Direktur Reserse Kriminal (Reskrim) Polda Jatim Kombes Pol Rusli Nasution mengatakan materi pertanyaan dalam uji kebohongan berkisar tentang latar belakang mengapa dia membunuh. "Penyidik ingin menguji jawaban-jawaban Ryan yang telah disampaikan selama diperiksa," katanya. Terhadap orang tua Ryan, yakni Ahmad Sodikun-Kasiyatun, ia mengatakan uji kebohongan belum diperlukan karena status keduanya juga masih sebagai saksi. "Belum ada alat bukti yang mengarah pada keterlibatan mereka," katanya. Sementara itu, Bagian Dokkes Polda Jatim juga mengambil sampel darah keluarga para korban yang belum teridentifikasi untuk tes DNA di Dok Polri. Mereka adalah pasangan Mastur dan Mizda (orang tua Zainul Abidin alias Zaki), Lilik Kastini (ibu Agustinus Fitri Setiawan alias Wawan), Suprayitno (suami Nanik Hidayati/ayah Silvia Ramadani Putri), dan keluarga Muhammad Achsoni alias Soni. Selain itu, petugas Dokkes Polda Jatim juga menyerahkan barang-barang milik korban kepada bagian forensik, diantaranya tiga buah sikat gigi, handuk, celana training, baju warna oranye bermotif kotak-kotak, dan topi abu-abu.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008