Gorontalo (ANTARA News) - Keluarga korban jatuhnya pesawat Adam Air di perairan Majene Sulawesi Barat 1 Januari 2007 lalu, sangat menyesalkan adanya penayangan detik-detik peristiwa tersebut. Muzlina Said salah seorang istri korban dari Pesawat Adam Air yakni Bram Tangahu, Senin, mengatakan, sangat menyesalkan adanya penayangan yang begitu bebas di internet bahkan di media. Menurut dia, saat kotak hitam ditemukan beberapa bulan lalu, pemerintah telah mengumumkan bahwa percakapan yang diperoleh antara Pilot dan co pilot pesawat tidak jelas, tetapi anehnya saat ini sudah beredar di media dan internet begitu jelas. Dia mengatakan pemerintah harus bertindak dengan tegas, terhadap adanya penayangan musibah jatuhnya pesawat tersebut, sehingga akan jelas bagi keluarga korban apakah gambar tersebut adalah kejadian yang benar. Selain itu, adanya penayangan yang dilakukan oleh berbagai media khususnya elektronik, di sisi lain ada manfaatnya untuk membuka tabir tentang simpang siurnya musibah jatuhnya pesawat naas tersebut. Tetapi juga, penayangan tersebut bisa menimbulkan efek negatif bagi keluarga korban, sebab akan membuka luka ataupun kesedihan yang saat ini mulai dapat di redam. "Kami minta pemerintah untuk bertindak bijaksana, tentang kejelasan dari jatuhnya pesawat tersebut," kata Muzlina. Dia mengatakan kalau memang penayangan tersebut merupakan kejadian yang sebenarnya, pemerintah harus mengakuinya, tetapi jika itu merupakan rekayasa dari oknum tertentu harus ditindak dengan tegas. Sementara itu, adanya penayangan gambar jatuhnya pesawat Adam Air di Majene Sulawesi Barat, yang d lakukan oleh sejumlah media elektronik selama empat hari berturut-turut, terus mendapat tanggapan dari masyarakat di daerah Gorontalo. Sejumlah warga mengatakan bahwa adanya penayangan gambar tersebut, makin menunjukkan ketidakmampuan dunia penerbangan dalam menangani setiap persoalan seperti jatuhnya pesawat.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008