Jakarta (ANTARA News) - Melemahnya saham berbasis komoditas dan keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunganya (BI rate) telah menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa yang ditutup turun 1,89 persen. IHSG BEI turun 42,056 poin menjadi 2.185,619 dan indeks LQ45 terkoreksi 10,329 poin atau 2,23 persen ke posisi 452,435. Analis Riset PT Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah, kepada ANTARA News di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa penurunan indeks berlanjut karena aksi jual terhadap saham-saham komoditas akibat turunnya harga komoditas. Menurut Alfian, turunnya harga komoditas ini telah menekan harga saham yang berbasis komoditas, karena harga komoditas batubara, CPO dan logam lainnya turun mengikuti turunnya harga minyak dunia yang sudah dibawah 120 dolar AS per barel. Beberapa saham berbasis komoditas yang mengalami koreksi, seperti Bumi Resources terkoreksi Rp550 ke harga Rp5.300, Astra Agro Lestari yang turun Rp850 menjadi Rp20.200, Adaro Energi melemah Rp40 ke harga Rp1.550, Indo Tambang Raya terjun Rp2.600 ke Rp25.850, Tambang Timah anjlok Rp1.700 menjadi Rp29.900, Aneka Tambang menurun Rp150 ke posisi Rp2.175 dan Tambang Batubara Bukit Asam tertekan Rp850 ke Rp12.200. Indeks juga ditekan oleh melemahnya bursa regional, karena para pelaku pasar sedang menggu keputusan bank sentral Amerika Serikat/AS (the US Federal Reserve/the Fed) mengenai suku bunganya nanti malam. "Para pelaku pasar akan meminimalisir kerugian jelang sidang The Fed," katanya. Beberapa bursa di kawasan Asia mengalami penurunan, di antaranya bursa Hongkong dengan indeks Hang Seng ditutup turun 912,84 poin atau 3,99 persen ke posisi 21.949,84 dan bursa Singapura dengan indeks Straits Times terkoreksi 23,28 poin atau 0,81 persen ke level 2.852,80. Dari dalam negeri, lanjut Alfian, keputusan BI menaikkan BI-rate sebesar 25 basis poin menjadi 9,00 persen karena masih tingginya inflasi juga menjadi sentimen negatif pasar saham. Kondisi inilah yang membuat perdagangan saham di BEI didominasi yang turun sebanyak 172 jenis dibanding yang naik hanya 39 dan 50 stagnan. Perdagangan saham pada Selasa ini yang mengalami penundaan akibat rusaknya sistem transaksi dan baru mulai dibuka pada pukul 10.45 WIB ini. Walaupun sempat tak bisa transkasi sekitar satu jam 15 menit, namun perdagangan cukup ramai, dimana volume perdagangan mencapai 2,025 miliar saham dengan nilai Rp4,368 triliun dari 55.098 kali transaksi. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008