Jakarta (ANTARA News) - Para finalis Puteri Indonesia 2008 akan diberi pembekalan khusus tentang jamu agar dapat mengajak lebih banyak orang di Indonesia dan masyarakat internasional minum minuman tradisiobal asli Indonesia itu. "Salah satu hal yang akan kami tanamkan pada saat pembekalan adalah bagaimana mereka bisa mengenalkan produk wisata dan produk industri dalam negeri misalnya batik, jamu, dan berbagai produk wisata lainnya ke dunia internasional," kata Ketua Dewan Pembina Yayasan Puteri Indonesia Putri Kuswisnuwardani, di Jakarta, Rabu. Ia mengungkapkan, seperti halnya batik, jamu adalah satu identitas bangsa Indonesia. Menurut dia, dengan melibatkan generasi muda seperti para finalis Puteri Indonesia 2008, diharapkan promosi jamu bisa lebih efektif dan tepat sasaran. "Ini juga sejalan dengan program pemerintah tentang Kebangkitan Jamu Indonesia," katanya. Tahun ini terpilih 38 finalis Puteri Indonesia 2008 yang mewakili 33 propinsi di Indonesia. Mereka mengikuti masa karantina di Jakarta pada 5-15 Agustus. Selama 15 hari para finalis akan melalui berbagai kegiatan, di antaranya pembekalan dari para pakar kecantikan, kepribadian, serta dari para menteri. Gelar Puteri Indonesia merupakan kegiatan tahunan Yayasan Puteri Indonesia (YPI) yang tahun ini memasuki penyelenggaraan ke 13. Tema yang diangkat tahun ini adalah "Pancarkan Cantikmu Melalui Karya Bagi Negeri dan Pelestarian Persada Nusantara". Menurut Putri, peraih gelar Puteri Indonesia 2007, dirinya diharapkan dapat mempromosikan jamu di tingkat internasional melalui ajang Miss Universe. Pihak YPI juga sedang menjajaki kemungkinan untuk membawa produk jamu untuk dibagikan kepada para peserta ajang tersebut. "Terpikir juga sih untuk mempromosikan jamu di tingkat Miss Universe dengan cara menjadi sponsor kegiatannya, tapi mungkin dimulainya pada penyelenggaraan tahun 2009 ya," katanya. Untuk memberikan pembekalan tentang jamu ini, para finalis akan diajak melihat proses pembuatan jamu secara tradisional dan modern. Mereka juga diberikan pengetahuan seputar produk jamu yang kini banyak dikemas secara modern dan tetap higienis.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008