Bandung (ANTARA News) - Salah satu bangunan gudang milik PT Bio Farma di Jalan Pasteur Kota Badung, terbakar, Rabu sore. Kebakaran yang terjadi di gudang penyimpanan bahan-bahan pendukung di pabrik vaksin milik BUMN itu berlangsung sejak pukul 16.30 WIB. Kepulan asap tebal membumbung tinggi dari latai dua gedung yang berlokasi di bagian belakang pabrik vaksin itu. Delapan unit mobil pemadam kebakaran dari Dinas Kebakaran Kota Bandung dikerahkan ke lokasi kejadian. Selain itu beberapa unit mobil pemadam kebakaran lainnya seperti dari IPTN, PT Bio Farma dan Polwiltabes Bandung juga dikerahkan untuk mengatasi kebakaran di sana. Dengan kebakaran itu sektiar 100 karyawan PT Bio Farma `panik`, mereka berusaha mengamankan dan memindahkan barang-barang dari bangunan itu agar tidak terlalap api. Kebakaran tersebut mengakibatkan kemacetan di kawasan Jalan Terusan Pasteur, Jalan Cipaganti serta di atas "fly over" Paspati karena pengendara mengurangi kecepatan kendaraanya untuk melihat kepulan asap dari pabrik vaksin itu. Belum diketahui penyebab kebakaran yang terjadi di PT Bio Farma itu. Upaya pemadaman kebakaran di PT Bio Farma dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Kebakaran Kota Bandung, Frio S Subandono dan Kabid Operasi Damkar Kota Bandung, Deddy Sofyan. "Kami langsung mengerahkan delapan unit mobil pemadam kebakaran, selain lokasinya di kompleks yang banyak bahan kimia juga untuk mengantisipasi kemacetan sehingga persediaan air bisa mencukupi," kata salah seorang petugas Damkar Kota Bandung, Syarif. Sementara itu Humas PT Bio Farma, Teddy menyebutkan, kebakaran terjadi di salah satu bangunan gudang pendukung yang berada di bagian belakang Kompleks PT Bio Farma. "Yang terbakar bukan pabrik vaksinnya, tapi gudang penyimpanan bahan pendukung. Semua karyawan yang ada langsung dikerahkan untuk memindahkan barang," kata Teddy. Teddy menyebutkan, pihak PT Bio Farma belum bisa memastikan penyebab dari kebakaran itu, yang jelas seluruh karyawan yang masih ada di lokasi pabrik berusaha mengamankan barang-barang dari lokasi kebakaran.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008