Denpasar (ANTARA News) - Generasi muda dalam menyikapi nilai-nilai perjuangan kemerdekaan 1945 belakangan ini disikapi dengan pragmatis, karena itu perlu ditumbuhkan kembali semangat patriotisme dalam mengisi kemerdekaan ini. Hal itu dikemukakan Prof Dr I Wayan Windia mantan Ketua Pemuda Panca Marga (PPM) Provinsi Bali dalam dialog interaktif bertemakan "Nilai-nilai Kebangsaan dan Generasi Baru Indonesia" di Pura Puncak Bangsal, Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung, Bali, Sabtu malam. Prof Windia mengatakan, generasi muda dalam menyikapi perjuangan kemerdekaan dengan mempertaruhkan jiwa dan raga, kini seakan-akan terabaikan begitu saja. Mereka lebih berpikir kearah modernisasi dan kapitalisme modern. "Sikap-sikap seperti itulah yang mesti harus diberikan suatu pengertian, sehingga generasi muda kembali menghayati perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raganya untuk kemerdekaan RI yang telah diraih 63 tahun lalu," katanya. Ia mengatakan, untuk menanamkan semangat perjuangan dalam mengisi kemerdekaan tidak lagi memikul senjata api untuk menghadapi musuh dengan negara lain. Tetapi semangat yang harus ditanamkan adalah semangat mengisi kemerdekaan dengan pembangunan. "Untuk mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan tersebut adalah mengisi kemerdekaan dan mampu berperan dalam pembangunan di era globalisasi itu," katanya. Sementara Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kabupaten Badung, Wayan Pegeg mengatakan, generasi muda sekarang telah jauh orientasinya, mereka lebih berpikir ekonomi dan material. Ketimbang mengenang veteran pejuang kemerdekaan yang keberadaannya semakin berkurang. Begitu juga tonggak perjuangan seperti monumen yang dijadikan simbol perjuangan kala itu, hanya dibangun begitu saja tanpa ada biaya perawatan dan penghormatan. "Saya sangat miris melihat monumen atau tugu tonggak perjuangan yang didirikan oleh pemerintah tanpa disertai perawatan yang memadai. Seakan tugu yang dibangun itu hanya untuk menyenangkan para veteran yang masih hidup saja," katanya dengan suara parau. Ia berharap, pemerintah juga memperhatikan nasib para veteran pejuang yang masih hidup terkait dengan kesejahteraannya. "Masih banyak veteran pejuang yang belum menikmati uang tunjangan kesejahteraan, bahkan mereka ada yang sudah sampai meninggal skep kesejahteraan tidak juga turun. Apakah yang sudah uzur ini dipaksa harus datang ke Jakarta?" ucapnya. Dalam kesempatan itu, Prof Windia berjanji akan menanyakan ke pusat mengenai sejumlah veteran di Kabupaten Badung maupun di Bali yang belum keluar dana kesejahteraan untuik para veteran tersebut. "Saya akan terus memperjuangkan apa yang menjadi hak para veteran, namun tetap meminta kepada semua pihak untuk berpartisipasi dalam usaha itu," kata Windia menambahkan. Dialog interaktif tersebut dihadiri tokoh-tokoh veteran, kalangan akademisi dan undangan yang berkompeten, dan kegiatan tersebut sekaligus memperingati HUT ke-63 kemerdekaan RI. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008