Jakarta (ANTARA) - Pembentukan Partai Gelora Indonesia yang dimotori oleh tokoh politik Anis Matta dan Fahri Hamzah, tak akan mempengaruhi ceruk suara Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Kendati, Anis Matta dan Fahri Hamzah adalah mantan pengurus PKS, Namun keluarnya mereka tak akan mempengaruhi suara PKS.

"Enggak pengaruh apa-apa ke PKS karena PKS tetap solid mendukung Sohibul Iman. Buktinya, perolehan suara PKS di Pemilihan Legislatif naik signifikan," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno lewat keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Menurut Adi, ini pertama kalinya mantan pentolan PKS membuat partai baru karena dorongan konflik internal. "Baru dalam sejarah, bagi partai yg selama ini mengklaim partai kader," ujar dia.

Menurut Adi, pembentukan Partai Gelora menjadi perjudian luar biasa bagi pendiri partai Gelora (Indonesia) itu untuk tetap eksis di tengah persaingan partai politik yang luar biasa.

Jika berbicara soal peluang, tentu partai gelora berpeluang berkembang karena di Indonesia, sangat rendah pemilih berasal dari pendukung fanatik partai politik (parpol) tertentu.

"Angka (pemilih fanatik) di kisaran 30 persen. Itu artinya, ada 70 persen pemilih yang tidak berafiliasi dengan parpol tertentu. Itu ceruk pemilih yang mesti direbut (Partai) Gelora (Indonesia)," kata Adi.

Sebagai pendatang baru, Adi menilai wajar jika Partai Gelora Indonesia memperluas jangkauan dengan merekrut 'wajah-wajah' lama di dunia perpolitikan.

Sebagai partai baru, Partai Gelora Indonesia harus memperbanyak mencari tokoh populer berpengaruh yang memiliki basis massa luas.

"Mereka akan merekrut tokoh yang memiliki basis massa yang kuat dan basis massa yang luas," ujar Adi.

Baca juga: Fahri bentuk Partai Gelora, ditargetkan ikut Pilkada 2020

Baca juga: Anis Matta dan Fahri Hamzah disebut-sebut dirikan Partai Gelora

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019