Kita perlu big data, satu data yang bisa membahas kalau urusan tangkap itu seperti apa, berapa nelayan miskin kita, berapa nelayan yang sudah menjadi nelayan menengah ke atas. Kalau dari sisi bantuan, bantuan apa saja yang sudah diberikan untuk nelay
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mendorong kalangan generasi muda untuk masuk ke dunia perikanan dalam rangka mengembangkan sektor kemaritiman yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).

Edhy dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa, menginginkan regenerasi profesi pelaku utama sektor kelautan dan perikanan dari orang tua kepada anak-anaknya atau generasi muda.

Menurut Edhy, selama ini sebagian besar generasi muda enggan untuk menjadi nelayan, pembudidaya ikan, petambak garam, karena beranggapan pekerjaan tersebut bukanlah pekerjaan yang menguntungkan.

Padahal, ujar dia, upaya menggiatkan UMKM seperti yang dilakukan oleh istri-istri nelayan dinilai telah menciptakan banyak lapangan kerja.

Pemerintah, lanjutnya, siap membantu permodalan melalui Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP).

Di bidang riset, Edhy menyebut KKP perlu memperbaharui atau melanjutkan kerja sama dengan universitas atau institusi pendidikan tinggi, terutama terkait penyediaan big data.

"Kita perlu big data, satu data yang bisa membahas kalau urusan tangkap itu seperti apa, berapa nelayan miskin kita, berapa nelayan yang sudah menjadi nelayan menengah ke atas. Kalau dari sisi bantuan, bantuan apa saja yang sudah diberikan untuk nelayan, pembudidaya ikan, petambak garam, dan sebagainya," katanya.

Selain itu, ujar dia, pihaknya juga memerlukan masukan dari lembaga pendidikan terkait isu terkini di lingkungan perairan, misalnya dampak kegiatan budidaya di Waduk Saguling, Cirata, Jatiluhur.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan juga telah menerima Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Senin (11/11).

Dalam kesempatan tersebut, Arif Satria menyebutkan, sejak 2015 hingga saat ini dunia telah memasuki era agro maritime 4.0 yang berbasis pada agropreneur dan self learning. Pengembangan di sektor ini memanfaatkan AI (kecerdasan buatan), drone, big data, digital, robotik, presisi pintar, perikanan pintar, yang semuanya memiliki sifat realtime, presisi, dan multifungsi, serta kemampuan pemasaran secara langsung.

Arif juga mengatakan, semua teknologi tersebut berperan penting dalam pengelolaan kelautan dan perikanan, misalnya big data.

"Kalau kita melakukan survei secara manual, korespoden kita terbatas. Untuk itu kita butuh big data. Kalau kita punya data yang kuat, sisi data yang luar biasa, saya pikir akan memudahkan dalam merumuskan kebijakan-kebijakan," katanya.

Baca juga: Menteri Edhy Prabowo minta pemda aktif kembangkan sektor perikanan

Baca juga: Menteri Kelautan dan Perikanan dukung pemaksimalan perairan umum

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019