London (ANTARA News) - Harga minyak turun di bawah 100 dolar AS per barrel pada Rabu, setelah pemerintah AS mengungkapkan bahwa stok minyak hasil penyulingan (destilasi) telah turun kurang dari yang diperkirakan pekan lalu akibat Badai Gustav. Harga juga melemah karena Badan Energi Internasional (IEA) menurunkan angka estimasi permintaan minyak global tahun ini dan tahun depan. Minyak mentah berjangka telah naik pada awal perdagangan Rabu, setelah kartel minyak OPEC mengurangi produksinya lebih dari 500.000 barrel per hari, kata para pedagang. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober jatuh 1,08 dolar AS menjadi 99,26 dolar AS per barrel. Brent telah menyentuh posisi terendah 98,89 dolar AS di perdagangan Asia sebelum keputusan OPEC, yang kemudian mengirimkan harga naik. Kontrak utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Oktober, turun 55 sen pada 102,71 dolar AS per barrel menyusul data stok BBM AS dan laporan IEA. Pemerintah AS mengatakan cadangan minyak destilasi yang termasuk bahan bakar pemanas, turun 1,2 juta barrel dalam pekan yang berakhir 5 September. Konsensus para analis memproyeksikan turun 2,2 juta barrel. Minyak destilasi dipantau dengan cermat oleh pasar jelang musim dingin di belahan bumi utara. Departemen enerdi AS menambahkan bahwa cadangan minyak mentah AS telah turun 5,9 juta barrel pekan lalu, terhadap ekspektasi pasar turun 5,0 juta barrel. Bulan lalu, fasilitas energi AS di Teluk Meksiko telah terhindari dari kerusakan akibat Badai Gustav, namun demikian kilang minyak dan anjungan minyak telah ditutup untuk keamanan sehingga mempengaruhi produksi. Sementara, setelah pertemuan maraton pada Rabu, Presiden OPEC yang juga Menteri Energi Aljazair Chakib Khelil mengatakan bahwa kartel menurunkan produksinya sebesar 520.000 barrel per hari dan akan dimulai dengan segera. Ia mengumumkan kuota baru produksi OPEC 28,8 juta barrel per hari. Penurunan kuota tersebut lengsung memicu hargam minyak naik, yang telah mulai turun di bawah 100 dolar AS per barrel pada Selasa. Tony Nunan, manager untuk risiko energi pada Mitsubishi Corporation di Tokyo, mengatakan langkah OPEC mengingatkannya pada pengambilalihan raksasa mortgage bermasalah Fannie Mae dan Freddie Mac oleh pemerintah AS, yang telah memicu sebuah "rally" di pasar saham global pada Senin. Keputusan Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau OPEC "adalah sebuah langkah penting untuk menjaga pasar dari kejatuhan," kata dia kepada AFP. "Namun, tidak berarti bahwa itu aka mengirimkan pasar naik dengan cepat. Saya pikir itu akan memakan banyak waktu sebelum pasar dapat rally dari sekarang." Di tempat lain, IEA mengatakan bahwa konsumen terutama di Amerika Serikat mengubah gaya hidup mereka dalam merespon tingginya harga energi. Laporan bulanan IEA mengatakan bahwa pasokan OPEC sudah turun pada Agustus sebesar 195.000 barrel per hari.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008