Jakarta, (ANTARA News) - Pemerintah menargetkan pertumbuhan industri elektronik mencapai sekitar 13,15 persen pada periode 2005-2009 dengan target investasi mencapai 2,5 miliar dolar AS. "Industri elektronika konsumsi dan komponennya merupakan industri prioritas yang akan dikembangkan sesuai dengan Kebijakan Pengembangan Industri Nasional," ujar Menperin Fahmi Idris pada perayaan pencapaian produksi televisi (TV) Sharp ke-10 juta unit di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan saat ini ada sekitar 230 perusahaan di bidang elektronik yang beroperasi di Indonesia. Pemerintah melihat industri elektronik termasuk industri unggulan dengan target pertumbuhan rata-rata pada 2005-2009 mencapai 13,15 persen. "Untuk mencapai target tersebut diperlukan tambahan investasi tidak kurang dari 2,5 miliar dolar AS, dengan harapan mampu menciptakan 15.000 lapangan kerja baru per tahun," kata Fahmi. Untuk itu, lanjut dia, pemerintah telah berupaya menciptakan iklim yang kondusif, khususnya terkait dengan perpajakan, insentif fiskal, dan undang-undang ketenagakerjaan. Selain itu, pemerintah juga mengarahkan agar industri elektronika yang selama ini banyak terdapat di Pulau Jawa dan Batam lebih menyebar ke daerah lain melalui PP Nomor 1 Tahun 2007 yang memberi insentif fiskal bagi industri tertentu dan/atau di daerah tertentu terutama di luar Pulau Jawa. Namun menanggapi pertanyaan masalah rencana pemerintah penghapusan dan penurunan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) sejumlah produk elektronik, Fahmi hanya berharap tahap yang ada sampai saat ini sudah yang terakhir, mengingat pengajuan itu sudah berlangsung sekitar dua tahun, tapi belum ditandatangani Menteri Keuangan. Sementara itu Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT)) Depperin Budi Darmadi mengatakan sampai saat ini dari target investasi sebesar 2,5 miliar dolar selama 2005-2009 telah tercapai sekitar 70 persen. "Sampai saat ini sekitar 70 persen target investasi di bidang elektronik sudah tercapai. Sejumlah perusahaan baik dari Jepang, Korea Selatan, dan China, seperti Sharp, LG, dan Changhong, telah menanamkan dan menambah investasinya di Indonesia," ujarnya. Presdir PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) Fumihiro Irie mengatakan pada kesempatan sama bahwa pada tahun ini pihaknya telah menambah investasi sekitar 140 miliar. "Sekitar Rp100 miliar kami telah investasikan untuk menambah jalur baru produksi lemari es, karena ada permintaan yang besar dari pasar dalam negeri," katanya. Sedangkan sisanya, lanjut Irie, digunakan untuk menambah kapasitas produksi mesin cuci. Ia optimis pasar elektronik Indonesia masih akan tumbuh tahun depan dengan pertumbuhan sekitar 20-25 persen.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008