Padang Aro, (ANTARA News) - Sedikitnya lima ton fosil binatang purba, yang ditemukan di kawasan Sapan Balun Nagari Pakan Rabaa, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD), Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, kondisinya tidak terurus meski dalam keadaan utuh. "Awak (saya) hanya mampu menyimpannya di kamar dengan ditutupi kain putih, karena lebih dari itu tidak sanggup dan butuh biaya besar," kata penemu fosil tersebut, Nurjalis, (60) ketika ditemui di KPGD, Minggu. Dia menceritakan, fosil itu ditemukan pada tahun 2002 di sawahnya. "Tulang yang pertama kali ditemukan adalah bagian paha," katanya. Penggalian selanjutnya dilakukan dalam luas 2x4 meter dengan kedalaman tiga meter sampai timbul seluruh fosil seekor binatang". "Hingga kini belum ada yang tahu tulang tersebut dari binatang apa, tetapi saya menamainya dengan tulang gajah," jelasnya. Nurjalis mengaku kebingungan mencari pihak yang akan merawat temuannya itu selanjutnya. Nurjalis mengisahkan, saat fosil itu ditemukan, cukup banyak yang datang dari berbagai kalangan untuk melihat dan mempelajarinya.Bahkan, ada pihak yang berminat membawanya, tetapi hingga kini mereka tidak pernah datang lagi. "Saya tidak tahu alasannya sehingga mereka mengurungkan niatnya untuk membawa tulang itu," ujarnya. Fosil itu, kata Nurjalis, memiliki khasiat untuk menyembuhkan gigitan binatang berbisa, seperti ular, kalajengking, tawon dan lainnya dengan cara mencelupkan tulang itu ke dalam minyak goreng. "Setelah tulang dicelupkan ke dalam minyak tersebut, lalu diolehkan ke bekas gigitan binatang berbisa itu," demikian Nurjalis.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008