Zagreb, (ANTARA News) - Puluhan tokoh Kroasia mulai dari profesor hingga pejabat tinggi pemberantas korupsi, ditangkap polisi dalam kasus ijazah "bodong". Sekitar tiga ratus polisi menggeledah lebih dari 100 rumah, kantor, dan kendaraan, dalam operasi pengungkapan kasus penjualan ijazah oleh para dosen. "Ada 21 profesor, tiga asisten profesor, empat birokrat dengan barang bukti yang kuat serta masih ada pihak-pihak lain dengan bukti yang sedang kami kumpulkan," kata jaksa Mladen Bajic, akhir pekan lalu, sebagaimana dikutip kantor berita DPA. Para dosen "gila uang" itu memungut dana setara Rp120 juta agar calon mahasiswa yang gagal ujian tetap bisa diterima untuk kuliah. Lalu,tiap kali ujian berarti ada pemasukan untuk para dosen itu. Mereka "membisniskan" setiap ujian dengan harga setara Rp5 juta hingga Rp30 juta. Tarif ujian para mahasiswa matematika adalah yang paling murah sedangkan yang paling mahal adalah untuk para mahasiwa ekonomi. Salah satu profesor ditangkap dengan barang bukti berupa 21 berkas ujian mahasiswa tertentu lengkap dengan jawaban beserta uang sekitar 21 ribu euro (sekitar lebih dari Rp300 juta). Pejabat publik yang terseret antara lain Desa Mlikotin Tomic, ketua komisi parlemen pengawas konflik kepentingan. Tomic, yang profesor ekonomi itu, ditangkap bersama puluhan mahasiswa yang membeli ijazah. Fakultas ekonomi, teknik, kedokteran, sudah tercemar tindak pidana tersebut dan semua ijazah "bodong" sudah diusulkan untuk dibatalkan. Salah satu tokoh yang diduga membeli ijazah adalah jenderal Vladimir Zagorec, buronan yang kini bersembunyi di Swiss. Dia memperoleh gelar insinyur lalu lintas hanya dalam beberapa hari di bulan Juli tahun 1997. Tokoh masyarakat lainnya adalah dua pemain polo air yang diduga membeli ijazah dan tidak pernah kuliah. Persiapan penggerebekan sindikat di perguruan tinggi tersebut memakan waktu lebih dari satu tahun. (*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008