Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak empat radar intai bantuan Amerika Serikat (AS) akan segera dibangun di Selat Makassar, guna mendukung pengamanan di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II dan keamanan maritim ASEAN secara umum. "Diharapkan, akhir Oktober atau awal November 2008 empat radar itu sudah bisa operasional," kata Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Selasa. Ditemui usai menghadiri upacara serah terima jabatan Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), ia mengatakan, Pemerintah RI telah menyetujui pembangunan tujuh radar bantuan Amerika Serikat (AS), di Selat Makassar, guna mendukung pengamanan di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II. Pendirian tujuh radar bantuan AS itu juga bertujuan mendukung pertahanan dan keamanan maritim se-ASEAN. Juwono mengemukakan Pemerintah AS berkomitmen untuk membantu peningkatan daya mampu (capacity building) Indonesia dalam mengamankan wilayah perairannya, yang salah satunya adalah dengan memberikan bantuan radar intai (surveillence radar). Pengajuan pendirian radar intai di Selat Makassar itu telah diajukan sejak 2006, namun pelaksanaannya baru akan dilaksanakan secara bertahap mulai 2008, tutur mantan Duta Besar RI untuk Inggris itu. Aksi teror Mantan Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) itu mengemukakan, fungsi utama dari pendirian tujuh radar di Selat Makassar itu adalah pencegahan aksi teror di laut. "Itu sesuai dengan komitmen bersama ASEAN tentang pertahanan dan keamanan maritim bagi kawasan ASEAN," ujarnya. Di kawasan Asia Pasifik termasuk ASEAN dan Indonesia, jaminan keamanan "Sea Lines Of Communication" (SLOC) atau Garis-garis Perhubungan Laut (GPL), merupakan hal pokok bagi para pengguna laut di dua kawasan yang menjadi fokus perhatian dunia tersebut. Terkait hal itu, Indonesia dituntut untuk dapat memberikan jaminan keamanan di Selat Malaka, Selat Singapura, Selat Philip, perairan Natuna dan jalur-jalur laut yang dikenal ALKI. "Jadi, sangat penting karena selat-selat di Indonesia dilalui sekitar 38 persen perdagangan laut dunia," ujar Juwono. Menhan menegaskan, keempat radar bantuan AS itu akan diawaki oleh orang-orang Indonesia. "Tidak ada warga, aparat AS yang diizinkan untuk mengawaki radar di wilayah Indonesia," ujarnya menegaskan. Sebelumnya, Pemerintah AS juga telah memberikan bantuan lima radar intai di sepanjang Selat Malaka, untuk mengamankan selat terpadat di dunia tersebut. Pembangunan lima radar yang terintegrasi dalam sistem pengintaian maritim terintegrasi (Integrated Maritime Surveillance System/IMSS), hingga kini masih terus berjalan, sedangkan empat radar Indonesia di Selat Malaka telah selesai pembangunannya. Pengamanan Selat Malaka selama ini dilakukan bersama antara tentara Indonesia, Malaysia, dan Singapura dalam bentuk patroli terkoordinasi yang diluncurkan pada Juli 2004. Saat ini kerjasama tiga negara pantai dalam kerangka Malsindo itu telah mampu menekan tingkat kejahatan laut di Selat Malaka hingga 70 persen. (*)

Copyright © ANTARA 2008