Jakarta (ANTARA News) - Upaya membangkitkan ideologi komunis yang diusung Partai Komunis Indonesia (PKI) 43 tahun silam, kini semakin nyata, kata Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo. "Kita makin merasakan berbagai upaya sistematis untuk menghidupkan paham komunis di Indonesia," katanya, dalam sambutannya pada tahlil dan doa bersama mengenang wafatnya tujuh pahlawan revolusi di Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya, Jakarta, Selasa. Kasad Agustadi mengatakan, berbagai upaya nyata dan sistematis untuk menghidupkan kembali paham komunis antara lain pemasangan gambar dan slogan komunis pada media tembok, kaos dan media lainnya. Selain itu, tambah Agustadi, ada upaya sekelompok pihak dan golongan yang ingin menghambat dan menyimpangkan tujuan bangsa dan negara berdasarkan paham persatuan dan kesatuan berdasarkan Pancasila dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tidak itu saja, lanjut dia. Upaya-upaya memecah soliditas TNIB Angkatan Darat khususnya, dan TNI sebagai `musuh` kelompok PKI juga makin nyata, sistematis dan transparan. "Upaya-upaya itu sangat sistematis dan transparan. Sehingga kita harus tetap mewaspadai segala upaya tersebut yang dilakukan simpatisan dan pengikut paham komunis," kata Kasad. Karena itu, tanpa ingin mengungkap luka lama dan menyebarkan dendam, maka semua pihak harus dapat mewaspadai segala upaya yang sistematis tersebut dengan tetap memegang teguh dasar negara Pancasila, asas persatuan dan kesatuan secara hati-hati, arif dan bijaksana, demikian Agustadi. Acara tahlil dan doa bersama bagi tujuh pahlawan revolusi tersebut dipimpin KH Mahdum yang sehari-harinya adalah pimpinan Yayasan Uswatun Hasanah. Selain dihadiri sejumlah pejabat TNI dari Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara , acara yang berlangsung sekitar satu jam itu dihadiri pula keluarga empat pahlawan revolusi yakni Jenderal (anumerta) Ahmad Yani, Letjen (anumerta) R Soeprapto, Mayjen (anumerta) DI Pandjaitan dan Lettu (anumerta) KS Tubun.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008