Banda Aceh, (ANTARA News) - Nobel Perdamaian untuk Martti Ahtisaari adalah wajar, kata Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Irwandi Yusuf. "Pemerintah Aceh menyambut baik dan menilai wajar Martti Ahtisaari menerima nobel perdamaian selaku salah satu tokoh yang sudah menfasilitasi kesepakatan (MoU) damai Helsinki," katanya di Banda Aceh, Jumat. Pernyataan gubernur itu disampaikan melalui Kepala Biro Hukum dan Humas Setprov NAD, Hamid Zein. "Pernyataan itu disampaikan gubernur kepada saya karena beliau sedang berada di Malaysia," kata Hamid Zein. Komite Nobel memilih Ahtisaari dari 197 calon penerima Nobel Perdamaian, sebagai penerima hadiah sebesar 1,4 juta dolar atas "usaha-usaha pentingnya, di berbagai benua dan selama tiga puluh tahun, untuk menyelesaikan konflik-konflik internasional." Ahtisaari, Presiden Finlandia pada tahun 1994 hingga 2000, punya karier diplomatik mulai dari Afrika hingga kawasan Balkan. Dia sudah bertahun-tahun menjadi favorit pemenang nobel. Melalui Crisis Management International (CMI) yang dipimpinnya, Ahtisaari menfasilitasi proses perdamaian anata pemerintah RI dengan pihak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005. Gubernur Irwandi mengatakan, berkat jasa Ahtisaari maka masyarakat Aceh dapat merasakan perdamaian setelah lebih 30 tahun hidup dalam suasana konflik bersenjata. Ia juga mengimbau masyarakat Aceh untuk membangun agar perdamaian tersebut bisa berlangsung abadi sehingga upaya pemerintah untuk membangun "Aceh baru" dalam bingkai NKRI bisa terwujud dimasa mendatang.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008