Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menilai target partainya untuk meraih 15 persen suara nasional atau 100 kursi DPR RI pada Pemilu 2009 merupakan angka realistis yang bisa dicapai. "Kami menetapkan target 15 persen atau 100 kursi DPR. Angka itu cukup realistis untuk bisa dicapai, walau membutuhkan kerja keras semua elemen partai," katanya dalam perbincangan di salah satu stasiun televisi swasta di Jakarta, Minggu malam, terkait HUT ke-7 Partai Demokrat. Pada saat yang sama, di arena PRJ Kemayoran, berlangsung peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-7 Partai Demokrat di Kemayoran, Jakarta, yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, serta Wapres Jusuf Kalla. Dalam kesempatan itu, dibacakan pula pernyataan politik Partai Demokrat yang antara lain menyebut target Pemilu 2009 sebesar 15 persen suara atau 100 kursi DPR RI. Selain itu, disebutkan pula penegasan mencalonkan kembali SBY pada Pilpres 2009. Menanggapi target itu, Anas mengatakan Partai Demokrat dalam tiga tahun terakhir terus melakukan konsolidasi internal, pembangunan citra, serta terus mengukur respon pemilih terhadap partai dengan mengamati hasil survei dan menyerap aspirasi masyarakat. Menurut Anas, citra Partai Demokrat tidak bisa lepas dari citra politik pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla (JK) yang telah berjalan tepat empat tahun. Menjawab pertanyaan bahwa SBY terkesan lambat dalam mengambil keputusan, Anas mengatakan, apa yang disampaikan politisi dan pengamat itu merupakan bagian dari kampanye politik dan hal itu dinilai wajar. "Tetapi kami justru menilai SBY seorang yang bijak, cermat dalam mengambil keputusan dan tepat dalam bertindak. Yang penting adalah efektifitas, kalau terburu-buru, asal `tubruk`, melupakan sistem, itu bukan efektifitas," katanya. Menyangkut pencalonan SBY, Anas mengatakan, SBY belum mau mendeklarasikan pencalonannya sebagai presiden karena komitmen untuk tetap konsentrasi pada tugas sebagai presiden. "SBY ingin tugas sebagai presiden tidak terganggu. Kedua, pengumuman capres lazimnya bersamaan dgn pasangan cawapresnya karena satu paket. Karena itu, pengumuman resmi baru dilakukan setelah pemilu legislatif 2009," katanya. Ia menambahkan, alasan pencalonan kembali SBY karena program di semua bidang yang telah ditempuh perlu dilanjutkan kembali dan yang paling pokok adalah urusan kesejahteraan rakyat, bagaimana angka kemiskinan dan pengangguran bisa ditekan, agar pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik. Sedangkan menanggapi hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menyebut popularitas SBY meningkat yakni sebesar 32 persen dibanding Megawati yang meraih 24 persen, Anas mengatakan, hal itu menunjukkan bahwa rakyat semakin jernih dalam menilai. "Dua atau tiga bulan lalu popularitas SBY turun dan berada dibawah Megawati. Ketika itu popularitas SBY turun karena kebijakan pemerintah menaikan harga BBM, dan itu wajar," katanya. Dengan naiknya kembali popularitas SBY, Anas juga menyatakan optimis bahwa kepuasan rakyat terhadap kinerja pemerintah SBY-JK juga akan naik. "Yang penting SBY-JK tetap konsentrasi dan komitmen bekerja untuk kepentingan rakyat. Selebihnya, kita serahkan kepada rakyat yang akan menentukan pemimpinnya pada Pilpres 2009," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008