Pangkalpinang (ANTARA News) - Transaksi di sejumlah pasar di Kota Pangkalpinang sepi sehingga omset pedagang sembako, elektronik dan furnitur di Kota Pangkalpinang menurun drastis karena lemahnya perekonomian masyarakat seiring turunnya harga bijih timah, lada, karet dan sawit. "Turunnya harga bijih timah, karet, lada dan sawit yang dihasilkan masyarakat Bangka Belitung berpengaruh langsung perhadap sepinya transaksi bahan sembako di pasaran," kata Atet, distributor bahan sembako di Pangkapinang, Sabtu. Menurut dia, sejak krisis ekonomi global berdampak turunnya harga sektor pertambangan dan sektor pertanian yang bernilai ekspor sehingga semakin terpuruknya perekonomian masyarakat. "Lesunya perekonomian masyarakat berdampak omset pedagang menurun drastis menjadi Rp6 juta per hari jika dibandingkan sebelumnya yang mencapai Rp15 juta per hari," ujarnya. Ia menjelaskan, harga sembako saat ini masih nomal karena lancarnya pasokan dari luar daerah seperti Jawa dan Sumatera. "Kami hanya berharap permintaan masyarakat terhadap sembako kembali normal dan omset kami kembali normal seperti hari-hari sebelumnya," ujarnya. Demikian juga yang dikatakan, M. Mahmud, pedagang furnitur mengatakan, permintaan furniture seperti kursi, meja, lemari dan tempat tidur sepi sehingga pedagang pendapatan pedagang menurun drastis. "Dalam sepekan terakhir barang furniture hanya laku satu unit saja, sehingga pedagang banyak frustasi terhadap kondisi pasar yang sepi pembeli," ujarnya. Dengan kondisi ekonomi masyarakat yang cendrung terus menurun, ia mengaku, pasrah dan meminta pemerintah untuk mencari solusi agar harga hasil pertanian dan pertambangan masyarakat kembali normal agar transaksi di pasar kembali normal kembali. "Sampai saat ini belum ada calon pembeli yang masuk ke toko, meskipun hanya sekedar melihat-lihat saja," keluhnya. Demikian juga yang dikatakan, Rudinto, pedagang elektronik, mengaku, sejak krisis ekonomi global berdampak langsung terhadap ekonomi masyarakat Bangka turun tajam. "Turun tajamnya ekonomi masyarakat dibuktikan dengan sepinya pembeli barang elektronik pasaran," ujarnya. Menurut dia, sepinya permintaan masyarakat terhadap barang elektronik banyak pedagang yang tidak berani untuk menambah pasokan barang baru sebagai antisipasi kerugian. "Saat ini kami memilih untuk tidak menambah jumlah barang karena barang stok barang masih banyak dan bayangkan saja dalam sehari hanya laku satu unit dan terkadang tidak ada jual beli," ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008