Cirebon (ANTARA News) - perhitungan KPUD Kabupaten Cirebon, Senin memetapkan suara golput (golongan putih) dalam Pilkada Cirebon ternyata mencapai 577.393 suara, jauh lebih tinggi dibandingkan perolehan suara pasangan Dedi Supardi-Ason Sukasa atau Desa yang mendapat 470.521 suara. Berdasarkan prosentase dari pemilih, ternyata golput mendapat 38,22 persen dari jumlah 1.510.669 pemilih terdaftar, sementara pasangan Desa hanya mendapat 31,15 persen, dan pasangan Djakaria Mahmud-Arief Natadiningrat mendapat 23,88 dan pasangan Sunjaya Purwadi-Abdul Hayii hanya 6,7 persen. Tingginya angka golput itu menurut Ketua KPUD Kabupaten Cirebon Prof Dr H Muhaimin MA menunjukan partisipasi masyarakat untuk aktif dalam Pilkada relatif rendah karena berbagai alasan seperti menganggap Pilkada tidak mempengaruhi kehidupan mereka atau adanya kesibukan lain yang lebih penting saat hari pencoblosan. "Sosialisasi sudah maksimal, bahkan kampanye terbuka yang dilakukan empat putaran menunjukkan antusiasme warga mengikuti jalannya Pilkada," katanya ketika ditanya soalnya kurangnya sosialisasi. Sementara itu, hasil hitung cepat KPUD Kabupaten Cirebon yang ditutup Senin siang masih belum menunjukkan perubahan prosentase suara dari ketiga calon. Pasangan nomor satu, Sunjaya Purwadi-Abdul Hayyi (Sah) meraih 102.041 suara atau 10,93 persen, pasangan Dedi Supardi-Ason Sukasa (Desa) meraih 470.521 suara atau 50,42 persen, dan pasangan Djakaria Machmud-PRA Arif Natadiningrat (Damar) meraih 360.714 suara atau sekitar 38,65 persen. Menurut Tata Sunita, Sekertaris KPUD, keunggulan pasangan "Desa" yang diusung PDIP, Golkar, Demokrat, PAN dan PBB itu hanya sebagai gambaran kasar, karena KPUD sendiri masih berpegang pada penghitungan manual yang mulai dilakukan Kamis, tanggal 1 November 2008 mendatang. "Saat ini penghitungan manual masih dilakukan di tiap kecamatan," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008