Jakarta (ANTARA News) - Investasi PT Jamsostek (Persero) untuk tahun 2009 sebesar Rp72,5 triliun yang terdiri dari dana Jaminan Hari Tua (JHT) sebesar Rp65,2 triliun dan dana non JHT sebesar Rp7,3 triliun, dilakukan secara hati-hati (prudent) diharapkan berpeluang mendapatkan imbal hasil yang cukup besar.

Peluang untuk mendapatkan hasil dari investasi PT Jamsotek tahun ini cukup besar meskipun sistuasi ekonomi global kurang kondusif, kata Direktur Investasi, Elvyn G Masassya, kepada ANTARA, di Jakarta, Senin.

Bank Indonesia saat ini telah menurunkan BI Rate hingga menjadi 8,75 persen, dan tampaknya masih akan diturunkan lagi sehingga memberikan harapan pasar saham akan kembali bangkit lagi seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Jika harga saham membaik, sudah pasti Jamsostek akan mendapatkan hasil yang cukup besar, karena saat harga saham turun, pihaknya meningkatkan pembelian saham-saham yang termasuk blue chip," kata Elvyn.

Sebagai pendatang baru di Jamsostek, katanya, ia akan memastikan bahwa investasi yang dilakukan oleh para fund manajer sesuai dengan aturan yang telah dituangkan dalam Rencana Kerja Perusahaan dan tidak melanggar ketentuan.

Jumlah investasi dana JHT untuk tahun 2008 sebesar Rp53,288 triliun dengan alokasi deposito Rp16,875 triliun, saham Rp5,760, obligasi Rp28,546, reksadana 1,669 miliar dan property sebesar Rp438 miliar.

Tahun ini masing-masing jenis investasi dinaikan seperti, deposito naik 30,2 persen menjadi 19,726 triliun, saham Rp6,860 triliun, obligasi 34,979 triliun, reksadana 2,227 miliar dan property sebesar Rp746 juta.

Jika dilihat jenis investasi JHT sangat hati-hati karena dana itu milik pihak lain yang kalau sewaktu-waktu diambil oleh si pemilik dapat segera diuangkan tanpa ada kerugian yang signifikan.

Sebaliknya, untuk investasi dana non JHT akan tampak lebih progresif karena dana itu murni milik perusahaan Jamsostek.

Jumlah investasi dana non JHT untuk tahun 2009 sebesar Rp7,306 triliun atau naik dari Rp6,228 triliun tahun 2008.

Untuk alokasinya, kata Elvyn, deposito sebesar Rp1,579 triliun, saham Rp3,764 triliun, obligasi Rp1,485 triliun, reksadana Rp360 juta, penyertaan Rp40 juta, dan sektor property sebesar Rp78 juta sama dengan tahun sebelumnya.

"Kita berharap, investasi untuk tahun ini dapat menghasilkan untung karena untuk investasi tahun 2008 mengalami potensi kerugian atau unrealized loss, menyusul turunnya harga saham di Bursa Efek Indonesia," katanya, seraya menmbahkan, kita minta doa semua pihak agar investasi Jamsostek dapat untung.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009