Roma (ANTARA News) - Italia "kemungkinan" membantu menyelamatkan jiwa pemimpin Libia, Muammar Khadafi, ketika Italia memperingatkan negara itu bahwa AS akan melancarkan serangan udara pada 1986, Menlu Libia, Mohammed Abdel Rahman Shalgam, menyatakan Kamis. Pernyataan Shalgam, yang disampaikan dalam konferensi di Roma, merujuk pada operasi 15 April 1986 dimana presiden AS saat itu, Ronald Reagan, memerintahkan beberapa serangan terhadap Libia, DPA melaporkan, mengutip kantor berita Italia, ANSA. Shalgam, yang waktu menjadi Dubes Libia untuk Roma, menyatakan dia secara pribadi diperingatkan mengenai maksud AS tersebut sehari sebelum serangan berlangsung dari perdana meteri Italia saat itu, Bettino Craxi. "Saya pikir saya tidak mengungkapkan rahasia jika saya mengumumkan bahwa Italia memberikan informasi kepada kami ...bahwa akan ada agresi terhadap Libia," ujar Shalgam, seperti dikutip ANSA. Berbicara di konferensi yang sama, politisi kawakan Italia, Giulio Andreotti, tampil untuk memberikan konfirmasi atas pernyataan menlu Libia itu. Sambil melukiskan serangan AS itu sebagai "sama sekali tidak pantas", Andreotti, yang pada saat itu menjadi menlu Italia, menyatakan ia merasa yakin Roma telah memperingatkan Tripoli. Boleh jadi peringatan itu membantu menyelamatkan jiwa Khadafi, sekalipun tidak berisi tanggal dan target serangan yang pasti, tutur Shalgam. Para pejabat Libia menyatakan sedikitnya 40 orang tewas dalam berbagai serangan AS, termasuk putri angkat Khadafi yang berusia lima tahun, Hanna. Reagan memerintahkan operasi itu setelah pemboman sebuah disko di Berlin Barat pada 5 April 1986, dimana dua tentara AS dan seorang wanita Turki tewas dan 200 orang lainnya luka-luka. Washington menyatakan pihaknya telah mendapatkan salinan kawat dari para agen Libia di Jerman Timur yang terlibat dalam serangan itu. Menempuh kebijakan berbeda Meskipun menjadi sekutu NATO, Italia selama dekade 1970 dan 1980-an sering menempuh kebijakan diplomatik yang berbeda dengan Washington terhadap dunia Arab. Perselisihan tajam terjadi pada 1985 ketika pasukan Italia dan AS saling bersitegang dalam masalah penahanan beberapa militan Palestina yang terlibat dalam pembajakan kapal pesiar Achille Lauro. Para militan itu ditahan di sebuah pangkalan NATO di Sisilia, namun Craxi, dengan menyatakan hak teritorial Italia mencakup pangkalan itu, menuntut agar mereka diserahkan kepada pihak bewenang Italia. Italia menolak permintaan ekstradisi AS atas para militan dan kemudian mengijinkan pemimpin mereka, Abu Abbas, melarikan diri ke Yugoslavia. (*)

Copyright © ANTARA 2008