Solo, (ANTARA News) - Musisi dan seniman Aborigin, Australia, Glen Doyle mendapat sambutan meriah dari ribuan penonton ketika mengusung tarian selamat datang di panggung Solo International Ethnic Music Festival 2008 (SIEM). Glen tampil dengan kostum dan alat musik Aborigin pada acara di halaman Pura Mangkunegaran, Solo, Jumat malam itu. Alat musik tiup yang bentuknya panjang hingga menjulur ke lantai itu bernama Didjridoo, sedangkan tarian yang dibawakannya berjudul "Ungun, Gamma Nial" yang biasanya dibawakan para anggota Suku Aborogin ketika menyambut tamu. Kostum Glen malam itu hanya semacam celana super pendek warna merah, bagian dadanya dibiarkan terbuka dengan banyak goresan cat warna-warni yang menempel di pipi, dada, kaki, dan kakinya. Pada bagian berikutnya ia tampil bersama musisi Australia yang telah lama berkeliling dunia membawakan "world music", Kim Sanders. Pria berambut panjang ini setahun lalu juga datang dan menjadi delegasi SIEM 2007 yang berlangusng di kawasan Cagar Budaya, Benteng Vastenburg. Glen mengungkapkan tarian yang dibawakannya adalah kesenian tradisi yang hampir punah di Australia karena semakin sedikit anak-anak muda suku Aborigin yang melakukannya. Sementara terkait kolaborasi bersama Kim, Glen menjelaskan bahwa hal itu merupakan kreasi keduanya dan bukan diambilkan dari musik tradisi Aborigin. "Alat musiknya memang tradisional, aku membawa Didjridoo sedangkan Kim dengan bagpipe," kata kakek dua orang cucu ini. Glen menjelaskan alat musik yang dibawanya langsung dari kota tempat tinggalnya di Sidney itu hanya dimainkan oleh kalangan pria suku asli Aborigin, tidak untuk dimainkan oleh perempuan karena cara meniupnya menggunakan kekuatan otot perut dan sulit untuk perempuan. Pria yang prihatin terhadap punahnya seni tradisi suku Aborigin itu selain aktif berpentas, kini juga sibuk dengan kegiatan sehari-harinya mengajar kesenian tradisi suku tersebut. a bersama kakak dan beberapa orang yang peduli pelestarian seni budaya asli suku Aborigin mendatangi sekolah-sekolah dasar untuk mengajarkan kesenian asli Aborigin. Penampilan Glen di Panggung SIEM kali ini adalah untuk yang pertama kali. SIEM adalah festival musik etnik internasional yang menjadi agenda tahunan di Solo. Tahun ini penyelenggaraannya berlangsung mulai 28 Oktober hingga 1 November di Halaman Pura Mangkunegaran setiap pukul 20.00 hingga 23.35 WIB. Pementasan para musisi etnik dari Indonesia dan luar negeri dalam SIEM dimulai pada 2007 di area terbuka kawasan cagar budaya Benteng Vastenburg dan dilaporkan menyedot perhatian pengunjung hingga sekitar 50.000 orang selama empat hari penyelenggaraan.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008