Havana, (ANTARA News) - Para pemimpin negara-negara Amerika Latin, Selasa, menyatakan keinginan mereka untuk segera bekerja sama dengan pengganti Presiden George W. Bush, setelah selama delapan tahun mengalami hubungan yang memburuk dengan AS. Sebagaimana dilaporkan AFP, beberapa di antara pemimpin secara terbuka mengungkapkan pilihan mereka soal siap yang pantas menjadi presiden AS dan mereka memilih Barack Obama. Mantan pemimpin Kuba Fidel Castro memuji Obama "lebih pintar" dibandingkan saingannya John McCain yang disebut Castro sebagai "suka perang". Menurut jajak pendapat Latinobarometro yang diterbitkan oleh majalah The Economist, banyak warga Amerika Latin yang ingin memilih Obama dibandingkan memilih McCain sebagai presiden AS. Menurut Castro, Obama "tidak diragukan lagi adalah orang yang pintar, berbudaya, dan lebih rapih dibandingkan lawannya dari Republik (John McCain, red)." McCain, kata Castro, "sudah tua, suka perang, tidak terpelajar, tidak terlalu pintar dan kondisi kesehatannya buruk." Kalau McCain menang, kata Castro dengan mengutip surat dari Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva, "resiko terjadi perang akan berkembang." Sahabat karib Castro, Presiden Venezuela Hugo Chavez, juga mendukung Obama. Jika Obama terpilih, akan ada "cahaya kecil di horison", kata Chavez mengacu kepada hubungan AS-Venezuela. "Saya berharap Obama sendiri yang akan menyalakan cahaya tersebut," ujarnya sambil memprediksi bahwa Obama akan menjadi presiden kulit hitam pertama AS dan akan menang telak dalam Pemilihan Presiden 2008. Chavez mengatakan dirinya ingin bertemu dengan Obama "dengan respek" dan "sejajar". Kalau McCain yang menang, kata Chavez, hubungan Venezuela dengan AS akan penuh dengan perjuangan. September lalu, Chavez menarik duta besarnya di Washington dan bersumpah tidak akan mengirimkan perwakilannya sampai masa jabatan Bush selesai dan ia meninggalkan Gedung Putih pada 20 Januari nanti. Menurut penelitian yang dilakukan oleh koran El Dia di Costa Rika, tujuh dari 10 warga Costa Rika menginginkan Obama menang dan hanya sekitar satu dari 10 yang mendukung McCain.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008