Paris (ANTARA News) - Harapan bagi munculnya era baru dalam hubungan dengan AS menyebar ke seluruh dunia, Selasa, dengan sorotan diarahkan pada calon kuat presiden AS dari Partai Demokrat, Barack Obama, sekalipun hasil pemilihan presiden belum diketahui dengan pasti. Kendatipun perhatian tertumpah pada Demokrat, banyak pemimpin pemerintahan menekankan siapapun yang menang, Obama ataupun saingannya dari Partai Republik, John McCain, pemilihan presiden itu akan menjadi titik yang mementukan dalam sejarah AS. "Apa yang saya ketahui adalah kepemimpinan Amerika akan menjadi begitu penting dalam masa yang menentukan mendatang dan saya ingin sekali dapat bekerja sama dengan presiden mendatang, siapapun dia," kata PM Inggris, Gordon Brown, kepada televisi Al-Arabiya, sebagaimana dilaporkan AFP. "Saya kira apapun hasilnya pemilihan Amerika ... sejarah telah dibuat dalam kampanye ini -- wanita muncul ke depan, calon kulit hitam tampil di depan." Senin lalu, Brown menyatakan kepemimpinan AS akan menjadi "pusat" atas masa depan perekonomian global yang dihantam krisis. Eropa condong pada Obama Para pemimpin Eropa lainnya merasa sedikit ragu kepada siapa mereka akan berpihak. Pemimpin menteri keuangan Kelompok Euro, PM Luksemburg, Jean Claude Jucker, mengatakan "Saya memilih Obama". Menkeu Jerman dan Belanda, Peer Steinbrueck dan Wouter Bos, juga mengharapkan kemenangan untuk Obama. "Obama!" kata mereka serempak saat ditanya siapa yang akan menang. PM Spanyol dari kubu Sosialis, Jose Luis Rodrigues Zapatero, menyatakan ia berharap hasil pemilihan akan memperbaharui kembali kepercayaan pada ekonomi dan hubungan internasional. Pada September lalu, Zapatero, yang hubungannya dengan Presiden George W. Bush membeku, berterima kasih kepada Obama atas undangannya untuk bertemu jika ia terpilih menjadi presiden. Harus bergerak cepat Presiden baru harus bergerak cepat untuk menangani berbagai konflik di Irak, Afghanistan dan Timur Tengah, dan pemimpin tertinggi Hamas di pengasingan, Khaled Meshaal, mengemukakan gerakan Islam Palestina pimpinannya siap mengadakan pembicaraan dengan pemimpin baru AS. "Hamas siap berdialog dengan presiden AS mendatang ...Demokrat Obama atau Republiken McCain," ujar Meshaal kepada harian Yordania, Al-Arab Al-Yawn. "Kami mengakui AS sangat kuat, namun kami lebih kuat di wilayah kami sendiri," katanya, sambil menambahkan Hamas, yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh AS, "menyambut baik setiap perubahan dalam kebijakan luar negeri AS." Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menyatakan harapannya pemimpin baru AS akan membuat kemajuan dalam proses perdamaian Timur Tengah ketimbang orang yang digantikannya, George W. Bush. "Kami menginginkan perubahan dan kami berharap perubahan akan membawa perdamaian untuk kami," kata Abbas. Presiden Venezuela, Hugo Chavez, musuh besar dan pengecam nomor satu AS, menyatakan kemenangan Obama akan berarti munculnya "setitik cahaya di cakrawala," seraya menambahkan "Saya berharap Obama sendiri yang membawa cahaya itu. Jika McCain menang, "kami tahu apa yang akan terjadi : Perjuangan menghebat dan juga perlawanan," kata Chavez, namun ia memperkirakan Obama akan menang "dengan kelebihan suara yang besar." (*)

Copyright © ANTARA 2008