Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dinilai harus cepat memanfaatkan peluang-peluang ekonomi yang bakal timbul pasca terpilihnya Barack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat. "Dampak terpilihnya Obama tidak langsung terhadap ekonomi Indonesia, akan tetapi program yang dilancarkan Obama saat kampanye harus cepat direspon," kata pengamat ekonomi Aviliani ketika dihubungi ANTARA News, di Jakarta, Rabu. Menurut Aviliani, janji Obama saat kampanye seperti mengurangi agresi militer diperkirakan dapat menurunkan defisit anggaran negara itu. "Jika anggaran militer selama ini cukup besar berkurang, tentu AS kemungkinan bisa menurunkan jumlah impor minyak yang berakibat cadangan devisanya bisa meningkat," kata Aviliani. Dampak lanjutannya adalah harga minyak di pasar internasional diperkirakan lebih stabil karena AS merupakan salah satu negara yang membutuhkan energi dan bahan bakar minyak (BBM) yang sangat besar. "Bukan saja di AS, tingkat inflasi di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia, bisa jadi akan turun jika harga BBM dapat terkendali," katanya. Sedangkan kampanye Obama yang akan menurunkan pajak bagi orang miskin di AS akan memicu naiknya kembali daya beli masyarakat di negeri Paman Sam itu. "Kalau daya beli warga AS meningkat, otomatis ekspor Indonesia juga akan kembali berpeluang untuk ditingkatkan," tegasnya. Hingga kini AS merupakan tujuan ekspor terbesar produk-produk Indonesia selain ke Jepang, Singapura dan sejumlah negara di Eropa. Sementara dari sisi investasi, jika Obama berhasil membalikkan kepercayaan masyarakat AS bahwa ekonomi negara itu bisa pulih bukan tidak mungkin investasi AS ke Indonesia dan sejumlah negara berkembang akan pulih. Dari sisi geopolitik dan geoekonomi ujar Aviliani, terpilihnya Obama harus juga dimanfaatkan negara-negara ASEAN untuk kembali meningkatkan hubungan unilateral regional. Menurutnya, bisa saja di masa George W Bush kurang memperhitungkan keberadaan ASEAN, akan tetapi saatnya bagi negara-negara di kawasan regional terutama negara "emerging market" untuk bersatu meningkatkan "bargain" ekonomi. Untuk itu Indonesia agar berperan aktif menggalang kedekatan kerjasama ekonomi antaralain dengan China, Jepang, Korea maupun India.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008