Jakarta (ANTARA News) - Barack Obama akan bertemu dengan tim ekonominya Jumat waktu AS (Sabtu dini hari WIB) dan akan mengadakan jumpa pers pertama sejak terpilih menjadi Presiden AS. Obama yang dihadapkan pada krisis keuangan terburuk sejak Depresi Besar 1930an menghadapi desakan dari banyak kalangan untuk segera mengumumkan tim ekonominya, termasuk menteri keuangan, tapi sepertinya Obama tak akan mengikuti desakan itu. Penantian tim ekonomi Obama ini membuat harga saham di Wall Street jatuh serempak sehingga indeks Dow Jones terpangkas 4,85 persen menjadi 443,48 poin. Ekpektasi IMF tentang akan makin parahnya resesi ekonomi di negara maju juga menjadi salah satu faktor turunnya indeks. Kendati belum diumumkan resmi oleh Obama, tiga nama calon Menteri Keuangan baru AS beredar luas di publik. Ketiganya adalah Gubernur Reserve Bank of New York Timothy Geithner, mantan Menteri Keuangan Lawrence Summers dan mantan Gubernur Federal Reserve Paul Volcker. Masih ada seorang lagi calon yaitu Laura Tyson, mantan kepala Dewan Penasehat Ekonomi semasa Presiden Bill Clinton. Lawrence Glazer, dari Mayflower Advisors Boston menilai siapa pun Menteri Keuangan kelak mesti bisa memahami sekali struktur masalah perekonomian AS. "Seseorang yang memiliki pengalaman politik (mendalam) akan sangat membantu (pemulihan ekonomi AS)," kata Lawrence Glazer seperti dikutip Reuters, Jumat. Yang pasti, siapapun dia, mesti memberi arahan tepat agar paket dana talangan senilai 700 miliar dolar AS efektif menenangkan perekonomian yang bergolak sekaligus bisa menciptakan pasar yang lebih bertanggungjawab guna menghindari terulangnya krisis serupa di kemudian hari. Jajak pendapat Reuters menunjukkan, 26 dari 48 pakar yang ditanyai, melihat Timothy Geithner mesti menjadi Menteri Keuangan AS, sedangkan 14 suara lainnya memilih Lawrence Summers. Lawrence dan Paul yang sudah dimasukkan Obama sebagai anggota Dewan Penasehat Ekonomi peralihan adalah termasuk yang akan ditemuinya dalam pertemuan Jumat. Nama lain yang ditemui diantaranya bos Berkshire Hathaway dan salah seorang orang terkaya di dunia, Warren Buffett. Sebelum ini, Barack Obama telah memilih Rahm Emanuel, anggota DPR dari daerah pemilihan Illinois, menjadi Kepala Staf Gedung Putih. Pilihan ini dikritik keras para politisi Republik karena Rahm akan cenderung ke kiri (Demokrat), padahal Obama berjanji membentuk pemerintahan tengah (bipartisan, melibatkan Republik dan Demokrat). Namun, sejumlah tokoh Republik seperti Senator Lindsey Graham dari Carolina Selatan yang menjadi sekutu utama John McCain justru mendukungnya. "Pilihan yang bijaksana. Rahm tahu pasti (komposisi) Capitol Hill (Kongres) dan memilki kemampuan politik yang hebat. Dia bisa menjadi seorang partisan yang tangguh, tetapi juga memahami pentingnya bekerjasama," kata Lindsey. Sementara itu, Presiden George Bush menjanjikan transfer kekuasaan yang mulus sebelum Obama diambil sumpahnya sebagai Presiden Amerika Serikat ke-44 pada 20 Januari 2009. "Dalam 75 hari ke depan kami semua mesti menjamin bahwa presiden AS mendatang dan kabinetnya bisa nyaman memulai tugas," janji Bush. Dia akan segera berdiskusi dengan Obama mulai dari krisis di pasar keuangan sampai masalah perang Irak, sedangkan Obama berharap bertemu secara pribadi dengan Bush Senin depan. "Saya berterimakasih pada beliau (Bush) atas semua upayanya di bawah semangat kemanunggalan (bipartisan) yang diperlukan untuk menjawab banyak tantangan yang kita hadapi," kata Obama. Kamis kemarin, Obama telah bertemu dengan para pejabat top intelijen yang membriefingnya mengenai situasi keamanan nasional terakhir, termasuk kemungkinan upaya jaringan teroris Alqaeda menguji pemerintahan baru ini. Sejauh ini Obama telah menelepon balik sembilan pemimpin dunia yang menyelamatinya, yaitu pemimpin pemerintahan Australia, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Israel, Jepang, Meksiko dan Korea Selatan. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008