Jakarta (ANTARA News) - Lembaga pemeringkat Standard & Poor`s (S&P`s) mempertahankan peringkat surat utang jangka panjang pemerintah Indonesia dalam denominasi valuta asing (valas) "BB-" dengan proyeksi "stabil mengingat berbagai kebijakan yang diambil pemeritah dalam mengamankan ekonomi domestik, termasuk situasi cadangan devisa Indonesia. Sedangkan untuk surat utang jangka panjang dalam rupiah, S&P`s juga mempertahankan peringkat BB+ bagi pemerintah Indonesia. "Penegasan kembali akan posisi `sovereign rating` RI hari ini didukung oleh pandangan S&P yang melihat positif kebijakan penurunan beban utang dan perbaikan kebijakan terutama terkait rezim nilai tukar yang fleksibel, yang memungkinkan pemerintah untuk menjaga kecukupan `external liquidity cushion` di tengah terjadinya kejutan eksternal yang negatif," kata Gubernur BI Boediono. Lembaga pemeringkat berbasis di New York itu juga mempertimbangkan posisi cadangan devisa Indonesia yang dianggap masih cukup, apalagi dengan adanya fasilitas "swap" antara BI dan bank-bank sentral di Asia dengan nilai maksimal 12 miliar dolar AS yang dapat mendukung likuiditas eksternal perekonomian Indonesia. Menurut data BI, cadangan devisa per akhir Oktober mencapai 50,58 miliar dolar AS. "BI memandang penegasan kembali terhadap penilaian `sovereign rating` Indonesia oleh S&P tersebut sebagai berita positif, terutama di tengah gejolak sistem keuangan dunia yang telah menyebabkan arus penurunan rating oleh lembaga pemeringkat internasional, baik terhadap peringkat kredit korporasi maupun `sovereign rating`," kata Boediono.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008