Sydney (ANTARA News) - Pada hari-hari sejak Obama meraih kemenangan bersejarah dalam pemilihan presiden AS, dunia telah menyodorkan kepadanya daftar panjang apa yang harus dilakukannya. Bagi seorang pemula, ia telah diminta mengakhiri beberapa perang, memperbaiki ekonomi global, membebaskan dunia dari kelaparan, menyelesaikan kemelut Timur Tengah dan menyelamatkan planet Bumi dari perubahan iklim. Jika ia dapat membuat AS sebagai tempat yang lebih beradab dengan sikap kurang agresif dan tidak pongah seperti yang menyertai pemerintahan yang digantikannya, itu akan menjadi suatu hal yang sangat dihargai sekali. Dengan banyaknya pengharapan dari seluruh dunia yang diletakkan pada bahu Obama yang kurus, termasuk para analis dan akademisi yang bermata dingin, Obama diyakini berpeluang memenuhi sedikitnya beberapa dari pengharapan tersebut. "Mengingat berbagai harapan yang melambung hingga setinggi langit pada Obama, tak peduli seberapa jauh ia harus berjalan, ia dapat memenuhi semua ekspektasi itu," kata Geoffrey Garrett, Kepala Pusat Studi AS di Universitas Sydney, seperti dikutip AFP. "Misalnya saja Obama hanya mampu menenuhi 50 hingga 75 persen, itu masih merupakan prestasi yang luar biasa." Dua masalah terpenting Di antara tantangan yang harus dihadapi Obama, dua masalah terpenting adalah kehancuran ekonomi global yang ditularkan dari AS dan apa yang disebut perang melawan terorisme. "Waktu yang luar biasa membutuhkan pula kepemimpinan yang luar biasa dan kadang-kadang memberikan kelahiran kepemimpinan yang istimewa", ujar Garrett. "Orang yang berpandangan optimis akan menyatakan Obama merupakan politisi yang betul-betul hanya ada satu dalam satu generasi. Dunia kini membutuhkan kepemimpinan yang hanya ada sekali dalam satu generasi dan ia dapat memberikannya." Ia telah menjanjikan akan menarik pasukan AS dari Irak dalam periode 16 bulan sambil meningkatkan daya upaya militer di perang lainnya di Afghanistan. Akan tetapi, Presiden Joseph Kabila dari Republik Demokratik Kongo (DRC) juga menginginkan Obama agar membatu mengakhiri pertumpahan darah di negara Afrika tengah itu, yang terperangkap dalam serangkaian konflik sejak pertengahan dekade 1990-an. "Saya sangat menantikan untuk dapat berkerja sama dengan anda guna memulihkan perdamaian dan stabilitas DRC," kata Kabila dalam ucapan selamatnya kepada Obama. Ia juga diimbau untuk mengakhiri perang yang belum dimulai, setelah pendahalunya, Presiden George W. Bush, menjelaskan aksi militer terhadap Iran merupakan pilihan jika negara Islam itu terus melaksanakan ambisinya membuat senjata nuklir. "Anda tahu peluang yang dilimpahkan Tuhan kepada manusia hanya singkat saja," kata Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad dalam pesannya kepad Obama. "Saya harap anda mempergunakan sebaik-baiknya peluang untuk berbuat baik dan meninggalkan nama baik dengan memilih kepentingan sejati rakyat dan keadilan ketimbang keinginan yang tak pernah terpuaskan dari segelintir orang yang tak bermoral dan egois." Dengan berbagai ucapan selamat seperti seruan bantuan yang terus mengalir -- bagai pesan dalam botol dari pulau-pulau di seluruh dunia, kepala badan pangan PBB mendesak Obama agar membuat upaya membantu mengakhiri kelaparan di dunia sebagai prioritas utamanya. Ia akan menggelar pertemuan puncak keamanan pangan tahun depan dengan tujuan mencapai "konsensus yang luas dan bersama mengenai penghapusan secara definitif kelaparan di dunia," kata pimpinan FAO Jacques Diouf dalam pesan selamatnya. Terlalu tinggi Dari setiap sudut dunia ada terdapat masalah yang menantikan penyelesaiannya dan tak hanya para pemimpin, tatapi koran-koran dari seluruh dunia menoleh kepada Obama untuk memimpin pemecahan masalah-masalah tersebut. Sementara itu, banyak orang menyatakan harapan yang diletakkan pada Obama terlalu tinggi. "Bobot harapan yang diletakkan pada saat ini pada senator berusia 47 tahun tanpa pengalaman eksekutif yang nyata itu terlalu besar untuk dipikul seorang saja dan dalam segala kemungkinan, terlalu besar untuk dikerjakan hanya dalam satu masa jabatan saja," tulis koran Guardian dari Inggris. Namun demikian, koran laris Kenya, Daily Nation, tak merasa sedikitpun ragu akan kemampuan Obama yang berayah dari Kenya dan beribu kulit putih Amerika untuk membantu benua bermasalah itu. Jika ia gagal dalam mewujudkan berbagai harapan itu, dunia tak perlu menyalahkan siapa-siapa, kecuali dirinya sendiri. "Seluruh dunia, seperti yang kita tahu sebelumnya, telah menjatuhkan pilihan pada Obama ketimbang calon Republik John McCain," kata Garrett. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008