Washington (ANTARA News) - Presiden terpilih AS, Barack Obama dapat mengubah sebagian perintah eksekutif kontroversial Presiden George W. Bush, termasuk pembatasan penelitian sel punca embrio, kata seorang pembantu senior Obama, Selasa. Tim peralihan Obama sedang mengkaji ratusan perintah eksekutif Bush, kata pemimpin tim Obama tersebut John Podesta kepada wartawan, seperti dilaporkan Xinhua. Presiden baru AS seringkali segera memanfaatkan perintah eksekutif. Obama diperkirakan akan menggunakan wewenang eksekutifnya untuk mengubah perintah Bush yang membatasi jenis penelitian sel induk embrio yang dapat menerima pajak federal. Pendukung orang yang menderita sejumlah penyakit -- termasuk diabetes, Parkinson dan luka sumsum tulang belakang -- dengan bersemangat menunggu pencabutan pembatasan era-Bush itu. Tindakan kontroversial lain Bush yang diperkirakan akan diubah oleh Obama berkaitan dengan aborsi dan keluarga berencana. Beberapa pejabat Departemen Luar Negeri AS dan kelompok keluarga berencana seperti Planned Parenthood mengatakan mereka berharap Obama akan mengubah kebijakan "Mexico City", yang pertama kali dilembagakan oleh pemerintah Ronald Reagan. Kebijakan tersebut menghalangi pembayar pajak mendanai kelompok yang melaksanakan atau mendorong aborsi di luar negeri. Mantan presiden Bill Clinton mencabut perintah itu ketika ia memangku jabatan, tapi penggantinya, Bush, memberlakukannya kembali. Pemerintah Obama juga dapat mengubah kebijakan pemerintah Bush mengenai larangan pendanaan organisasi seperti UN Population Fund, yang beroperasi di berbagai negara yang melakukan sterilisasi paksa. Podesta mengatakan timnya juga sedang mengkaji perintah Bush yang mencabut pembatasan atas pengeboran minyak di tanah rapuh federal di Utah. Berbagai kelompok lingkungan hidup mencela keputusan Bush ketika ia pada November membuka lahan bagi explorasi, dan tim Obama menyebut keputusan tersebut suatu "kekeliruan". Serangkaian perintah eksekutif yang mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk diubah berkaitan dengan tahanan di penjara militer Teluk Guantanamo, Kuba. (*)

Copyright © ANTARA 2008