Jakarta (ANTARA News) - Partai Merdeka mengaku tidak takut menghadapi Pemilu 2009 karena telah memiliki modal politik berupa 100-an orang tokoh koperasi yang menjadi anggota DPRD hasil pemilu 2004 dan tersebar di berbagai daerah. "Kebanyakan dari mereka adalah tokoh-tokoh koperasi yang telah teruji memiliki konstituen (pemilih -red)," kata Wakil Sekjen Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Partai Merdeka Hasanuddin M. Kh. di Jakarta, Jumat. Menurut dia, selama lima tahun terakhir para tokoh koperasi itu tetap menjalin komunikasi intensif dengan konstituennya sebagai bagian dari tugas-tugas mereka sebagai anggota DPRD sekaligus sebagai bagian dari tugas-tugas kepartaian. Ia menampik adanya anggapan bahwa Partai Merdeka tidak siap dan memaksakan diri menjadi partai peserta Pemilu 2009 setelah terbitnya UU no 10/2008 tentang Pemilu yang memperbolehkan partai yang sebelumnya terkena "electoral treshold" 3 persen bisa ikut Pemilu 2009. "Kami tetap optimis," katanya. Dikatakan Hasanuddin, jika dibandingkan partai lain yang juga mengusung keberpihakan pada "wong cilik", seperti Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Merdeka lebih beruntung karena telah melakukan "start" lebih awal dalam membangun basis massa. "Soal itu sekurang-kurangnya sudah dilakukan secara formal sejak tahun 2002 pada saat partai ini didirikan," katanya. Apalagi, urainya, Partai Merdeka punya tokoh nasional sekaliber Adi Sasono, mantan Menteri Koperasi dan UKM pada masa pemerintahan Habibie yang duduk sebagai Ketua Dewan Pendiri. Adi Sasono sang Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) itu, jelasnya, telah teruji "track record" (rekam jejak)-nya dalam membangun dan memberdayakan kelompok tani, nelayan, dan pedagang kecil, termasuk buruh. Ditanya siapakah yang bakal diusung Partai Merdeka sebagai calon presiden, ia menampik bahwa partainya memiliki calon. UU Pilpres yang baru disahkan parlemen mensyaratkan, pengajuan calon presiden baru bisa dilakukan oleh parpol atau gabungan parpol yang memperoleh kursi minimal sebesar 20 persen kursi atau 25 persen suara. "Dengan syarat seberat ini tentu saja Partai Merdeka akan melakukan koalisi dengan partai lain untuk menentukan calon presiden," katanya mengelak. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008