Washington, (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Jepang sepakat agar dalam pencarian solusi penanganan dampak krisis keuangan, dunia perlu melibatkan kawasan Asia yang berperan penting dalam perkembangan ekonomi dunia. Hal tersebut adalah salah satu hasil pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Perdana Menteri Jepang Taro Aso di Hotel Ritz Carlton, Washington, Amerika Serikat, Jumat, yang disampaikan Juru Bicara Presiden Dino Patty Djalal usai pertemuan tersebut. Pertemuan digelar sebelum kedua kepala pemerintahan itu menghadiri pertemuan tingkat tinggi negara-negara G-20 di Washington Sabtu (15/11) besok. Dino menjelaskan, dalam pertemuan yang diminta PM Aso itu, kedua kepala pemerintahan tersebut melakukan diskusi dan koordinasi menghadapi pertemuan G-20 Senin. PM Aso meminta Indonesia mendukung agar solusi mengenai penanganan dampak krisis keuangan harus melibatkan negara-negara Asia seperti Jepang yang selama ini berperan penting secara global dan regional dalam menstabilkan pasar keuangan dan mendorong perekonomian dunia. "Dalam kondisi ekonomi dunia yang labil saat ini, Jepang masih dapat meningkatkan perdagangan dan investasinya di ASEAN," katanya. Kedua Kepala Pemerintahan itu juga sepakat untuk mempercepat inisitif Chiang Mai, yang sangat berguna bagi kepentingan negara-negara Asean plus China, Jepang dan Korsel dalam mengatasi dampak krisis keuangan. Chiang Mai Initiative adalah kesepakatan antara negara-negara ASEAN+3 untuk membentuk skema pertukaran mata uang pasca krisis ekonomi 1997 guna melindungi mata uang negara anggota (ASEAN+3) tersebut dari krisis serupa yang mungkin terjadi pada masa mendatang. Dalam rangkaian pertemuan KTT G-20, Jumat malam ini Presiden AS George W Bush menggelar jamuan makan malam di Gedung Putih yang akan dihadiri ke-20 pemimpin negara anggota G-20. Keesokan harinya, Sabtu bertempat di Gedung Museum Nasional pertemuan G-2- dengan tema pertemuan untuk pasar keuangan dan ekonomi dunia akan dilaksanakan. Presiden Yudhoyono mendapat giliran menyampaikan pidato pada giliran keempat setelah Presiden Bush, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva dan PM China Wen Jibao. Anggota-anggota G-20 adalah Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Republik Rakyat Cina, Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat dan Uni Eropa. (*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008