Jakarta (ANTARA News) - Beberapa tim asing membatalkan keikutsertaan mereka pada kejuaraan balap sepeda Tour d` Indonesia yang akan digelar mulai dari Jakarta hingga Bali pada 23 November - 5 Desember 2008.

Ketua Penyelenggara kejuaraan itu Sofian Ruzian kepada wartawan di Jakarta, Rabu, mengatakan tim-tim luar negeri yang mundur itu diantaranya tim dari Jerman, Australia, Afrika Selatan, Hongkong, dan Thailand.

Tim dari Jerman yang semula sudah menyatakan kesediaan mengikuti kejuaraan itu, menurut Sofian, akhirnya membatalkan keikutsertaan mereka karena peningkatan harga tiket pesawat yang melonjak tajam akhir-akhir ini sebagai dampak dari krisis keuangan global.

Sedangkan tim dari Australia dan Afrika Selatan, menurut Sofian, meminta subsidi pembiayaan kepada panitia untuk bisa mengikuti kejuaraan itu namun pihak panitia tidak bisa mengabulkannya karena keterbatasan dana, sementara tim dari Hongkong dan Thailand batal karena mereka mengikuti event lain di negara mereka.

"Mundurnya beberapa tim asing itu memang sedikit berpengaruh, khususnya tim Jerman. Dengan ikutnya tim-tim dari Eropa itu tadinya kami berharap persaingan akan semakin ketat, tapi sekarang tim dari Jerman itu mundur, tapi untung masih ada tim dari Swiss," kata Sofian yang juga Wakil Ketua Umum PB ISSI itu.

Namun demikian Sofian memperkirakan persaingan pada Tour d` Indonesia kali ini akan tetap ketat dengan tampilnya beberapa pembalap papan atas Asia seperti dari Iran, Jepang, serta juga tampilnya tim dari Selandia Baru dan Swiss.

Setelah absen pada tahun 2007, Tour d`Indonesia kini digelar lagi dengan diikuti sembilan tim dari luar negeri dan sembilan tim dari dalam negeri.

Kejuaraan kali ini bertajuk resmi Speedy Tour d`Indonesia dan akan menempuh total jarak 1793km yang terbagi ke dalam 12 etape serta memperebutkan total hadiaj 100 ribu dolar AS.

"Kejuaraan ini mendapat pengakuan dari organisasi balap sepeda dunia (UCI) sehingga akan diawasi perwakilan dari UCI yakni Jamaluddin Mahmud dari Malaysia," kata Sofian.

Sebagai dampak krisis global saat ini, Sofian mengaku banyak kendala menyangkut pendanaan kejuaraan ini." Kami bersyukur masih bisa berjalan. Hingga saat-saat terakhir kami masih kekurangan dana, namun akhirnya bisa diatasi," kata Sofian.

Selain memperebutkan total hadiah 100 ribu dolar AS, Speedy Tour d`Indonesia itu juga memperebutkan Piala Presiden untuk tim dan Piala Menteri Pemuda dan Olahraga untuk individu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008