Jakarta (ANTARA) - Warga Blok Empang di Kali Adem, Pluit, Jakarta Utara yang kerap digenangi banjir air laut atau rob, kini berusaha agar ada saluran pembuangan yang bisa membuat air lebih cepat surut.

"Kalau sedang bersamaan air hujan dan laut bisa 50 sentimeter di sini, tapi karena tidak ada saluran jadi cukup lama surutnya," kata Andi Aris, Ketua RT 002 di Blok Empang, ketika ditemui di kediamannya di Jakarta Utara, Senin.

Untuk menanggulangi hal tersebut, Andi sudah mengajukan agar pihak Kelurahan Pluit membuat saluran baru di dekat jalan utama agar air cepat mengalir ke saluran pembuangan.
Baca juga: DKI Jakarta pastikan pompa air bekerja maksimal saat banjir rob

Saluran yang ada di jalan utama tidak mampu menampung jika terjadi hujan deras dan air pasang secara bersamaan karena akan lebih lama surut.

Tapi, kata Andi, warga yang sudah tinggal belasan tahun di daerah tersebut sudah mengakalinya dengan meninggikan permukaan tanah serta meninggikan rumah mereka.

Uruk tanah adalah proses menimbun tanah untuk menambah ketinggian permukaan dan hal itu dilakukan warga Blok Empang untuk menghindari genangan air.
Baca juga: Warga DKI waspadai banjir rob saat hujan lebat malam hari

Selama belasan tahun, proses pengurukan tanah yang dilakukan itu membuat tanah yang ditimbun mencapai hampir 2 meter dan membuat beberapa rumah warga berkurang ketinggiannya.

Warga Blok Empang, yang baru saja mendapatkan RT/RW setelah berjuang selama belasan tahun, tetap bertekad tinggal di sana meski harus berjuang bertemu rob dan banjir.

Meski pemerintah Provinsi DKI Jakarta pernah beberapa kali menawarkan untuk memindahkan ke rumah susun, warga lebih memilih untuk tetap tinggal di sana.

"Di sini sajalah, saya sudah di sini sejak 2002 rumah juga sudah ditinggikan jadi air hanya sampai tangga saja," kata Mega, warga Blok Empang.
Baca juga: Pintu Air Pasar Ikan siaga dua, warga diimbau antisipasi banjir rob

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020