Jakarta  (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia memperjuangkan penghapusan serta menolak penggunaan bom dan munisi curah, terutama di Laos, Kamboja dan Lebanon, bagi dicapainya perdamaian dunia.

Demikian disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono di sela-sela Konferensi Konvensi Munisi Curah (Convention on Cluster Munitions/CCM) di Oslo, Norwegia, Rabu, kepada ANTARA di Jakarta.

"Selain itu, Indonesia juga meminta penghapusan munisi curah milik Indonesia dalam kurun waktu 10 hingga 15 tahun setelah konvensi CCM diratifikasi," katanya, menambahkan.

Pada hari ketiga konferensi, diawali dengan pernyataan wakil 110 negara peserta pimpinan menlu/menhan. Sebagai tuan rumah Norwegia menghadapi bahaya ancaman dari Rusia, dan turut mempelopori upaya pengurangan dan penghapusan bom dan munisi curah.

Rencananya, setelah penyampaian pernyataan dari wakil masing-masing negara akan dilakukan ratifikasi terhadap Konvensi CCM. 
 
Dijatuhkan dari pesawat atau ditembakkan dari senjata artileri medan, bom curah atau tandan meledak di udara dan kemudian secara acak menyebarkan ratusan bom kecil (bomblet), dengan panjang sekitar delapan sentimeter.
    
Banyak dari bom kecil itu tak meledak, sehingga menyebabkan daerah yang tekena sama saja seperti ladang ranjau. (*)

Copyright © ANTARA 2008