London (ANTARA) - Dmitry Medvedev, wakil sekretaris Dewan Keamanan Rusia pimpinan Presiden Vladimir Putin, pada Selasa (11/7) menyatakan tambahan bantuan militer untuk Ukraina dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memperbesar peluang meletusnya Perang Dunia Ketiga.

Mengomentari hari pertama KTT NATO di Lithuania di mana sejumlah negara menjanjikan bantuan persenjataan dan keuangan yang lebih banyak untuk Ukraina, Medvedev menyatakan bantuan NATO itu tak akan menghalangi Rusia dalam mencapai tujuan-tujuannya di Ukraina.

"Barat yang sudah sepenuhnya gila tidak bisa mencari jalan lain... Faktanya ini jalan buntu. Perang Dunia Ketiga semakin dekat," tulis Medvedev dalam aplikasi Telegram.

"Apa arti semua ini bagi kami? Seluruhnya sudah jelas. Operasi militer khusus akan tetap berlanjut dengan tujuan-tujuan yang sama," kata dia.

Rusia menyebut aksinya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus," sedangkan Ukraina dan sekutu-sekutunya menyebut Rusia memulai perang tak berdasar untuk mencaplok wilayah dan mendominasi negara tetangganya.

Barat menyatakan ingin membantu Ukraina memenangkan perang, dan negara-negara Barat telah memasok persenjataan dan amunisi modern dalam jumlah besar untuk Ukraina.

Baca juga: Perwira militer Rusia ditembak mati saat lari pagi

Medvedev, yang memperlihatkan dirinya sebagai sosok liberal yang modern saat menjadi Presiden Rusia pada 2008-2012, saat ini menunjukkan diri sebagai sosok pendukung perang yang sangat anti-Barat.

Para diplomat menyatakan pandangannya mewakili pemikiran elite tingkat atas Kremlin.

Medvedev juga mendukung penggunaan "senjata tidak manusiawi" yaitu amunisi bom tandan setelah dia dilapori bahwa Ukraina telah menggunakan bom ini.

Amerika Serikat menyatakan akan memasok Kiev dengan bom tandan yang biasanya menebarkan sejumlah bom-bom kecil di area yang luas. Bom ini dilarang di banyak negara.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menyatakan Moskow akan terpaksa menggunakan senjata "serupa" bila Amerika Serikat memasok bom tandan ke Ukraina.

Sebelumnya, Rusia dan Ukraina saling menuduh telah menggunakan bom tandan dalam perang yang sudah berlangsung lebih dari 500 hari ini.

Baca juga: Zelenskyy: absurd tak ada kerangka waktu kapan Ukraina gabung NATO

Sumber: Reuters

 

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023