Medvedev menciptakan 22 break point -- rekor tertinggi dalam pertandingan berformat best-of-three -- dan mengonversi sembilan di antaranya untuk mengalahkan favorit tuan rumah Amerika Serikat.
Set terakhir yang berlangsung dengan saling kejar-kejaran angka mencakup lima break berturut-turut dari kedudukan 1-1, dengan Medvedev mematahkan pola untuk bertahan pada kedudukan 5-3, demikian catatan ATP, disiarkan Selasa.
Dalam pertandingan yang menyajikan keajaiban bercampur kegilaan itu, Medvedev yang kembali mengatasi rintangan dan muncul dengan kemenangan untuk menyamakan kedudukan ATP Head2Head menjadi 2-2.
Korda telah dua kali mengalahkan Medvedev musim lalu, di Australian Open dan di Shanghai, keduanya dalam dua set langsung.
Jika Medvedev dapat melangkah lebih jauh dan memenangi gelar Indian Wells tahun ini, ia akan melengkapi rangkaian trofi di keenam lapangan keras ATP Masters 1000, yaitu Miami 2023, Kanada 2021, Cincinnati 2019, Shanghai 2019, dan Paris 2020.
Baca juga: Djokovic janji main dalam Miami Open setelah tumbang di Indian Wells
Medvedev juga bisa naik ke peringkat dua ATP Rankings jika ia memenangi gelar, meskipun Jannik Sinner maupun Carlos Alcaraz gagal mencapai semifinal.
Dalam pertandingan babak ketiga, petenis berusia 28 tahun itu mengatasi servis yang membuatnya frustrasi termasuk 10 kesalahan ganda untuk melawan Korda.
Meskipun bolanya lebih sering menyangkut di net daripada lawannya, ia lebih efisien di bagian depan lapangan, memenangi 14 dari 21 poin netnya (67persen), menurut statistik ATP. Sementara, Korda memenangi 25 poin dari 40 usahanya (63 persen).
Pertandingan selanjutnya untuk Medvedev adalah pertandingan babak keempat atau 16 besar melawan unggulan ke-13 Grigor Dimitrov yang melaju dengan kemenangan 6-3, 6-3 atas Adrian Mannarino.
Baca juga: Sabalenka singkirkan Raducanu pada babak ketiga Indian Wells
Baca juga: Gauff lewati Bronzetti untuk melaju ke babak 16 besar Indian Wells
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024
