Surabaya (ANTARA) - DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Surabaya mengajak kader dan simpatisan PDIP untuk ikut membantu masyarakat Tionghoa dalam menyemarakkan Tahun Baru Imlek 2571 yang jatuh pada Sabtu, 25 Januari 2020.

"Selamat Tahun Baru Imlek. Gong Xi Fat Cai. Semoga kesehatan, umur panjang, dan kemakmuran selalu menyertai perjalanan kita di Tahun Tikus Logam ini, dan pada masa-masa mendatang," kata Ketua DPC PDIP Surabaya, Adi Sutarwijono, di Surabaya, Jumat.

Baca juga: Kepolisian Bekasi amankan kelenteng jelang Imlek

Mereka mengharapkan Tahun Baru Imlek kali ini menjadi momentum untuk memperkuat semangat ke-Indonesiaan dalam balutan kebhinnekaan yang kental.

Untuk itu, lanjut dia, PDIP Surabaya ikut menyemarakkan Tahun Baru Imlek dengan memasang ucapan selamat melalui berbagai medium, mulai baliho hingga media sosial.

Baca juga: Polda Banten sterilisasi vihara jelang Imlek

"Seluruh anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Surabaya dan semua kader serta simpatisan juga kami ajak untuk memberi ucapan selamat tahun baru Imlek kepada masyarakat Tionghoa yang merayakannya," ujar Adi yang juga ketua DPRD Kota Surabaya.

Bahkan, lanjut Adi, kader PDIP Surabaya bisa ikut membantu masyarakat Tionghoa dalam menyiapkan perayaan Imlek.

Gotong royong para kader PDIP itu, lanjut Adi, merupakan salah satu wujud konkrit komitmen partai berlambang banteng tersebut untuk membangun jembatan persaudaraan bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa melihat latar belakang agama, etnis, maupun suku.

Baca juga: Jangan lupa bayar pajak kendaraan dulu sebelum liburan Imlek

"PDI Perjuangan didesain menjadi rumah kebangsaan yang ramah bagi semua," ujar Adi.

Ia menjelaskan Presiden Soekarno sejak awal telah membangun Indonesia sebagai rumah bersama tanpa melihat latar belakang SARA. Pada era Bung Karno, tahun ajaran 1946/1947, tiga hari besar masyarakat Tionghoa, termasuk Imlek, dijadikan hari libur resmi. Namun, pada era Orde Baru, seluruh ekspresi kebudayaan masyarakat Tionghoa dilarang.

Baca juga: Jelang Imlek, bersiap hujan guyur Jakarta Jumat siang

Selain itu, lanjut dia, pada 17 Januari 2000, Gus Dur mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2000 yang mencabut Inpres No 14/1967 yang dibuat Soeharto tentang agama, kepercayaan, dan adat istiadat China, sehingga masyarakat Tionghoa kembali dapat merayakan Imlek di ruang publik.

Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri, sebagai presiden saat itu menyempurnakan keputusan Gus Dur dengan menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional pada 2003.

Baca juga: "Jakarta Imlekan" jadi hiburan warga pada jam pulang kerja
 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020