Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Jepang berakhir sedikit lebih tinggi pada Jumat, dalam sesi yang maju-mundur karena kekhawatiran tentang penyebaran virus baru di China bermain tarik-menarik dengan taruhan bahwa krisis kesehatan akan meningkatkan pendapatan pembuat obat.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) naik tipis 31,74 poin atau 0,13 persen, dari penutupan Kamis (23/1/2020), menjadi mengakhiri perdagangan di 23.827,18 poin. Indeks Nikkei turun 0,9 persen untuk minggu ini.

Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas dari seluruh saham papan utama di pasar Tokyo tidak berubah, berakhir tetap pada 1.730,44 poin. Namun, untuk minggu ini, Topix turun 0,29 persen.

Baca juga: Bursa saham Tokyo dibuka nyaris datar, penguatan yen tekan eksportir

Pasar mengawali perdagangan dengan catatan positif dengan saham teknologi informasi dan peralatan industri naik menyusul perkiraan penjualan dan laba yang lebih baik dari perkiraan dari pembuat chip AS Intel Corp.

Tetapi investor berubah hati-hati setelah China mengatakan jumlah kematian akibat virus korona telah meningkat menjadi 25 orang dengan 830 kasus dikonfirmasi pada 23 Januari. Pihak berwenang China menempatkan dua kota dalam isolasi untuk mengatasi virus.

Pada sesi sore saham mulai naik lagi karena kenaikan di sektor kesehatan.

Investor khawatir virus ini akan terus menyebar karena jutaan orang China melakukan perjalanan selama liburan Tahun Baru Imlek selama sepekan dimulai pada Jumat.

Laporan-laporan tentang lebih banyak infeksi dan kematian dapat mengurangi pengeluaran untuk perjalanan dan pariwisata, yang dapat memengaruhi pendapatan perusahaan penerbangan dan barang-barang konsumen, sambil memberi manfaat bagi barang-barang kesehatan dan pembuat obat.

Baca juga: Saham Tokyo menguat didukung harapan baru kesepakatan perdagangan

"Jumlah kematian sejauh ini relatif rendah, tetapi kami tidak tahu bagaimana ini akan menyebar selama Tahun Baru Imlek," kata Hideyuki Ishiguro, ahli strategi senior di Daiwa Securities di Tokyo.

"Karena itu, saya tidak berpikir tekanan turun pada saham Jepang akan bertahan lama."

Pada indeks Nikkei, ada 97 saham menguat terhadap 120 saham yang turun. Persentase kenaikan terbesar dalam indeks adalah pengembang properti Mitsubishi Estate Co Ltd naik 3,76 persen, diikuti oleh pembuat obat Daiichi Sankyo Co Ltd naik 2,61 persen, dan Nissan Chemical Corp naik 2,61 persen.

Persentase kerugian terbesar dalam indeks adalah Isuzu Motors Ltd jatuh 3,68 persen, diikuti oleh pembuat logam non-besi Toho Zinc Co Ltd kehilangan 2,87 persen, dan Suzuki Motor Corp turun 2,57 persen.

Volume saham yang diperdagangkan di papan utama Bursa Efek Tokyo mencapai 0,97 miliar, dibandingkan dengan rata-rata 1,1 miliar dalam 30 hari terakhir.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020