Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan penyelesaian 10 juta sambungan baru air minum bisa diselesaikan dalam waktu tiga tahun lebih cepat dari target semula lima tahun.

"Harus selesai secepatnya dari target lima tahun, kalau bisa harus selesai tiga tahun," kata Wapres Jusuf Kalla pada pembukaan "Nusantara Water 2008" di Jakarta, Rabu.

"Nusantara Water 2008" dilaksanakan dalam rangka menyongsong 10 juta sambungan pada 2013.

Menurut Wapres, percepatan penyelesaian 10 juta sambungan baru air minum karena pengembangan air jauh lebih mudah dibandingkan dengan pembangunan pembangkit listrik 10 ribu MW.

Wapres menjelaskan bahwa hampir satu abad teknologi pengolahan air tidak banyak berubah.

Selain itu, tambah Wapres, pengelolaan air lebih banyak menggunakan kandungan lokal sehingga akan lebih mudah dilakukan.

"Untuk buka 10 juta sambungan baru tak perlu membebaskan tanah seperti jalan tol yang sulit," kata Wapres.

Wapres juga menegaskan bahwa pemerintah memberlakukan soal air sebagai kebutuhan pokok sama dengan beras dan energi listrik. Karena itu, katanya, apapun harus dilakukan untuk membangun agar air bisa sampai ke masyarakat.

"Pemerintah akan memperlakukan air ini sama dengan perlakuan pemerintah dalam soal energi," kata Wapres.

Untuk itu Wapres mengatakan pemerintah meminta perbankan nasional untuk membiayai program 10 juta sambungan baru ini. Hingga saat ini selama 30 tahun baru terdapat 10 juta sambungan.

Karena itu, tuturnya, jika target tiga tahun bisa tercapai 10 juta sambungan baru berarti sama dengan pencapaian selama ini.

"Pemerintah akan minta perbankan nasional membiayai. Ini tak ada hubungannya dengan pemilu 2009, tapi ini urusan rakyat," kata Wapres.

Wapres juga menjelaskan untuk mendukung kebijakan air sebagai kebutuhan pokok, pemerintah beberapa langkah: pertama, memutihkan semua utang PDAM di masa lalu. Kedua, memperbaiki hutan dan lingkungan Daerah Aliran Sungai (DAS) karena air bersih sangat tergantung dari sumber air baku.

Sebelumnya Ketua Umum Persatuan PDAM Seluruh Indonesia (Perpamsi) Achmad Mardju Kodri mengaku gembira dengan kebijakan pemerintah saat ini yang memutuskan untuk memberlakukan air sebagai kebutuhan pokok sama seperti beras dan listrik. (*)
 

Copyright © ANTARA 2008