Jakarta (ANTARA News) - Indonesia pada Konferensi Luar Biasa OPEC yang berlangsung di kota Oran, Aljazair, menyampaikan pidato perpisahan yang menandai partisipasi terakhir Indonesia sebagai anggota penuh organisasi negara-negara pengekspor minyak itu.

Menurut keterangan Departemen Luar Negeri, Kamis, pidato Indonesia disampaikan oleh Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro yang dibacakan oleh Duta Besar RI di Alger Yuli Mumpuni Widarso.

Yuli merupakan ketua delegasi Indonesia di konferensi yang dihadiri oleh 13 negara anggota OPEC.

Konferensi yang berlangsung pada Rabu (17/12) itu diketuai oleh Menteri Energi dan Mineral Aljazair merangkan Presiden OPEC, Chakib Khelil.

Bagi Indonesia, konferensi di Oran merupakan yang terakhir kalinya sebagai anggota penuh OPEC karena terhitung mulai tanggal 1 Januari 2009, keanggotaan Indonesia akan berstatus "temporary suspended" sehubungan dengan kondisi Indonesia yang bukan lagi merupakan negara pengekspor minyak.

Dalam pidatonya dalam sebuah pertemuan di konferensi tersebut, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro --seperti yang disampaikan Dubes Yuli Mumpuni menyampaikan penghargaan dan terima kasih Indonesia kepada negara-negara anggota OPEC lainnya maupun Sekretariat OPEC yang selama ini telah bekerja sama dengan Indonesia.

Indonesia juga menyampaikan bahwa sebagai negara yang sekarang merupakan pengimpor minyak, Indonesia berkepentingan terhadap stabilnya harga minyak.

Di sisi lain, Indonesia sebagai negara berkembang juga sedang memerlukan investor untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi minyak.

"Indonesia juga berkepentingan terhadap harga yang rasional karena harga minyak yang terlalu rendah tidak menarik bagi investor pengolahan minyak," demikian keterangan Deplu.

Pasca keanggotaan Indonesia dalam OPEC, Menteri ESDM menawarkan kerjasama kepada OPEC di beberapa bidang, seperti saling tukar informasi dan pengetahuan di bidang manajemen perminyakan.

Sementara itu pada acara pembukaan, Ketua Konperensi Chakib Khelil menyatakan bahwa situasi pasar minyak internasional sangat memprihatinkan dengan semakin menurunnya harga minyak.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008