Makassar (ANTARA) - Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin Prof. Anwar Arifin meluncurkan buku berjudul “Riset Komunikasi - Merintis Penemuan Teori dan Model Baru” yang merupakan karyanya yang ke-59 di Makassar, Senin.

Peluncuran bukunya ini dirangkaikan dengan peringatan dies natalis ke-59 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas.

Prof. Anwar Arifin menjelaskan dewasa ini banyak riset yang dilakukan, sejalan dengan berkembangnya pendidikan ilmu komunikasi. Namun, saat ini riset komunikasi yang menjelaskan penemuan teori baru ataupun model baru masih sulit ditemukan.

“Penalaran induktif dalam riset komunikasi pada umumnya melahirkan analisis kualitatif dan digunakan untuk memenuhi tujuan heuristik (penemuan) dengan menemukan teori atau model baru untuk mengembangkan ilmu komunikasi sebagai ilmu sosial," katanya.

Baca juga: Wartawan mantan Direktur SDM LKBN ANTARA diangkat menjadi guru besar

Baca juga: IHDN buka prodi magister Ilmu Komunikasi Hindu


"Interaksi antar manusia dapat di observasi sebagai peristiwa komunikasi yang di dalamnya terkandung teori atau model komunikasi baru, sehingga hal tersebut perlu digali, dan dijelaskan dengan menggunakan metode ilmiah,” kata Prof. Anwar.

Peluncuran buku ke-59 karya Prof. Anwar Arifin yang dirangkaikan dengan kuliah tamu dan dihadiri kurang lebih 100 peserta dari kalangan dosen maupun mahasiswa

Rektor Unhas Prof. Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA menyatakan bangga atas capaian prestasi Prof. Anwar di usia yang tidak lagi muda. Semangat berkarya yang dimiliki Prof. Anwar merupakan teladan bagi kalangan akademisi Unhas agar lebih produktif dalam berkarya.

“Beliau di usia sekarang masih tetap produktif, ini jadi modal untuk kita semua agar memiliki motivasi serta semangat besar agar menghasilkan karya yang bermanfaat bagi pendidikan ke depan,” ujarnya.

Rektor menuturkan bahwa seyogyanya kalangan akademisi bisa terus berkarya, menyumbangkan sumbangsih gagasan maupun ide-ide yang bisa diterapkan untuk menghadapi era yang setiap tahun mengalami perkembangan sangat signifikan.

“Walaupun saat ini kita fokus dengan capaian target lain seperti jurnal terindeks scopus, tapi sebaiknya hal tersebut tidak menjadi hambatan bagi kita untuk berkontribusi dalam bidang keilmuan yang kita miliki,” katanya.*

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020