Denpasar (ANTARA News) - Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bali, Nyoman Seniweca ST menyatakan, krisis global akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi tahun 2009 mendatang. "Pengusaha harus cerdas dan mampu menyiasati pergerakan usahanya, sehingga tidak sampai berhimbas pada pekerja," kata Seniweca dalam acara "Refleksi Ekonomi akhir 2008" di Denpasar, Senin. Ia mengatakan, jika krisis global berkepanjangan sudah tentu akan sangat berpengaruh pada pengusaha terkait ekspor-impor, terutama tujuan negara Eropa dan Amerika Serikat. Karena negara tersebut akan mengurangi kebutuhan hasil-hasil produksi yang selama ini banyak melakukan impor dari negara berkembang, seperti Indonesia. "Pengusaha harus mencari pangsa pasar alternatif lain, seperti ke negara Asia dan Timur Tengah, Sebab negara itu himbasnya dari krisis global relatif sedikit," kata Seniweca yang didampingi Sekretaris, Dewa Made Mahayadnya dan pengurus lainnya. Dikatakan, pengusaha Bali sejak terjadinya krisis global kini mulai merasakan dampaknya, yakni jumlah pesanan seperti furnitur dan pakaian jadi mulai berkurang. "Begitu juga pada sektor pariwisata, semakin banyak jumlah pembatalan pesanan kamar hotel dan paket wisata di Bali. Diperkirakan hampir pembatalan kamar hotel menurut survei Asita Bali mencapai 10.000 unit per malam," ucapnya. Hal senada juga diungkapkan Manajer swalayan "Hardy`s", I Gede Hardyawan, pertumbuhan ekonomi di Bali mulai menurun yang dibuktikan pendapatan dalam penjualan barang-barang di pasar swalayan. "Usaha kami telah merasakan dampak dari krisis global tersebut. Penjualan di swalayan kami mulai menurun," katanya. Walau demikian, pihaknya berupaya menghindari terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). "Seandainya terus terjadi penurunan pendapatan dan sepinya konsumen, strategi yang kami tempuh pada karyawan adalah dengan sistem shif atau bergilir," katanya. Dengan kondisi seperti itu, tambah Seniweca, optimistis pertumbuhan ekonomi di Bali tidaklah separah seperti di daerah lain. "Mudah-mudahan Bali dalam perekonomian menghadapi krisis global tidak separah dengan daerah lain," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008