Jakarta (ANTARA) - Langkah pemerintah untuk melakukan observasi warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, China, di hanggar militer Natuna, Kepulauan Riau, merupakan keputusan yang tepat, kata spesialis mikrobiologi dr. R. Fera Ibrahim.

"Menurut saya, apa yang dilakukan pemerintah saat ini sudah tepat. Karena yang kita tahu dari pengalaman rekan-rekan di China, virus ini dimungkinkan penularannya lewat droplet atau kontak langsung dengan objek-objek yang ada di sekitarnya," kata konsultan virologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu dalam diskusi tentang 2019 novel Coronavirus (2019- nCoV) di Depok, Jawa Barat, Selasa.

Droplet adalah partikel air dari mulut atau liur yang dihasilkan ketika batuk dan bersin. Sejauh ini, kata dokter RS Universitas Indonesia itu, penularan 2019-nCov antar manusia terjadi akibat droplet orang yang positif terinfeksi virus tersebut.

Dari pengamatan kasus yang terjadi selama ini, penularan terjadi dalam jarak yang dekat dan bukan melalui udara.

Baca juga: Seluruh WNI dari China di Natuna sehat, sudah ada yang kuliah

Baca juga: Hari ini Menkes kembali berkantor di Natuna

Baca juga: Evakuasi WNI dari Wuhan, Menkes: tidak ada kompensasi ke warga Natuna


Observasi menunggu inkubasi virus yang dilakukan terhadap ratusan WNI itu sudah tepat karena mengurangi potensi infeksi, karena infeksi juga bisa terjadi dengan kontak objek yang terkena droplet.

Karantina itu, kata dia, lebih baik dibandingkan jika melakukannnya di atas kapal perang yang tertutup. Dengan ruangan di hanggar yang lebih luas dan terbuka maka bisa terjadi pengenceran dari konsentrasi droplet.

Pertama kali muncul di Wuhan, China, 2019-nCov sudah menewaskan 425 orang per 4 Februari dan menginfeksi hampir 20 ribu orang.

Virus corona sendiri dapat ditemukan di kelelawar dan 2019-Cov dari analisis materi genetiknya dekat dengan yang ada di kelelawar, meski proses penularan dari hewan ke manusia masih tetap diselidiki oleh para peneliti di seluruh dunia.

"Kita mencari tahu dulu sumber virusnya ada di mana, ada di kelelawar. Dari kelelawar melalui apa sehingga bisa menular ke manusia. Itu masih dalam investigasi, belum ada kepastian melalui apa," kata dr. Fera.*

Baca juga: Pemerintah jamin evakuasi WNI dari Wuhan tak bahayakan warga Natuna

Baca juga: Dinkes: Tiga warga Barito Timur Kalteng masuk karantina di Natuna

Baca juga: Eijkman imbau masyarakat Natuna tidak khawatir tertular virus corona

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020