Karanganyar (ANTARA News) - Akses jalan menuju Kompleks Astana Giri Bangun di Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, tempat mantan Presiden Soeharto dan istrinya beserta kerabatnya dimakamkan, diperbaiki untuk memberi kenyamanan peziarah. Jalan menanjak dan berkelok di bawah tebing bukit Astana Giri Bangun yang rawan longsor, menurut pemantauan di lokasi, Kamis, sudah mulus setelah dilapisi aspal "hot mix". Talut setinggi sekitar 10 meter juga sudah dibangun di tebing untuk menahan tanah agar tidak longsor ke permukaan jalan. Jalan ini kerap tertutup tanah longsor pada musim hujan, seperti menjelang pemakaman Pak Harto pada 28 Januari 2008. Selain itu, bahu jalan yang di bawahnya merupakan lembah juga dibangun pagar setinggi satu meter, agar tanah penyangga jalan ini tidak tergerus air. Kantor Astana Giri Bangun beserta toilet untuk umum juga baru saja selesai dibangun sehingga lebih nyaman. Kondisi ini berbeda jauh dibanding pada saat pemakaman Pak Harto, yang kantor dan toiletnya kurang terawat. Pengunjung bisa masuk ke makam Pak Harto dan Bu Tien setelah sebelumnya mendaftarkan pada petugas di kantor pengelola makam. Saat ini pembangunan lahan parkir baru juga masih dikerjakan, melengkapi dua kawasan parkir yang sudah ada. Lahan parkir baru ini berada agak jauh dari kompleks makam Astana Giri Bangun. Masjid yang berada di depan pintu masuk makam, menjurut juru kunci, Ahmad Marchusni, juga akan diperluas agar bisa menampung lebih banyak jemaah yang ingin salat di tempat ini. "Sejak Pak Harto meninggal dan dimakamkan di sini, jumlah peziarah semakin banyak, bahkan kadang ada yang bermalam di pelataran makam ini," kata Marchusni. Meskipun sudah hampir satu tahun Pak Harto dikebumikan, hingga sekarang makamnya belum diberi kijing (batu penutup makam). "Menurut rencana, tepat 1.000 hari Pak Harto meninggal makam itu akan diberi kijing," katanya. Astana Giri Bangun yang dibangun pada 1974 bersebelahan dengan Astana Mangadeg, tempat Pangeran Sambernyawa(Mangkunegara I) dimakamkan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008