Sukabumi (ANTARA News) - Iroh alias Farida (43), mantan tenaga kerja wanita (TKW) di Arab Saudi asal Gunung Sumping, Pelabuhanratu, Sukabumi, dikembalikan kepada keluarganya setelah menghilang delapan tahun.

Iroh ditemukan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof dr Soeroyo, Magelang, Jawa Tengah, dalam kondisi terganggu jiwa, diduga menjadi korban eksploitasi seksual dan perdagangan manusia (traficking) terhadap dua anaknya.

"Iroh ditemukan atas mediasi tim reaksi cepat (TRC), Departemen Sosial,  bekerjasama dengan RSJ Magelang," kata Dirjen Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial, Departemen Sosial Makmur Sanusi kepada wartawan di Sukabumi, Jumat.

Menurut Makmur, TRC bergerak cepat dengan tidak melalui prosedur administrasi umumnya sehingga Iroh bisa langsung ditemukan.  Iroh diduga berjalan kali hingga Magelang, kemudian terjaring razia dan dibawa ke RSJ Soeroyo.

"Kasus pemulangan Iroh (orang hilang) ke Sukabumi ini merupakan pertamakali dilakukan oleh TRC," katanya seraya memastikan bahwa Iroh akan terus dipantau kondisi kejiwaannya di panti rehabilitasi.

Berdasarkan keterangan Iroh kepada TRC, sepulangnya dari Arab Saudi, perempuan paruh baya ini mempunyai dua anak yang sejak dilahirkan tidak pernah diketahui keberadaannya. Seingatnya, kedua anaknya diambil seseorang dengan imbalan uang.

"Pada saat ditemukan dalam razia, Iroh sedang mengandung dan melahirkan kandungannya itu di RSJ Magelang, kemudian memberi nama anak kelimanya itu dengan Agus Suroyo," papar Makmur Sanusi.

TRC sudah melaporkan kasus ini kepada Polda Yogyakarta untuk diusut yang kemudian diperoleh informasi bahwa polisi telah mengantungi dua nama, Slamet dan Yanto, yang diduga melakukan praktik perdagangan anak.  Kedua orang itu hingga kini masih dalam pengejaran polisi.

Sebelum berangkat ke Arab Saudi, Iroh mempunyai dua anak bernama Irwan Setiawan (18) dan Irma (15).  Sejak delapan tahun lalu, kedua anaknya ini bersama anggota keluarga lainnya mencari Iroh, namun tak kunjung berhasil.

Kepada wartawan, Iroh mengaku senang bisa berkumpul kembali dengan keluarga, namun ia tidak mampu bercerita lebih jauh mengingat dalamnya gangguan kejiwaan yang dia alami.

"Kami sudah mencari hingga Banten, namun tak berhasil. Saya senang ibu tercinta kami pulang ke kampung halaman meski terganggu jiwaanya," kata Irwan, anak tertua Iroh.

Irwan menuturkan, gejala gangguan kejiwaan pada ibunya sudah terlihat sejak pulang dari Arab Saudi delapan tahun silam pada 2000 setelah tiga bulan bekerja di Arab Saudi.

Ibu kandung Iroh atau neneknya Irwan, Ny Mis'ah (80), mengungkapkan kebahagiaannya atas kepulangan anaknya itu.  Ibu dan anak itu berpelukan melampiaskan rindu setelah delapan bulan tak bersua.

"Untuk mencari Iroh, almarhum suami saya sampai menjual sebidang tanah keluarga," ungkap Mis'ah. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008